Malang, IMC - Banyak cara untuk menggapai
keinginan. Salah satunya adalah dengan menekuni hal-hal terkecil sekali pun.
Dengan demikian, ketekunan akan menghantar untuk mencapai keinginan tersebut.
Adalah Dominggus Gare, mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi
(Unitri) Malang, semester 8 program studi ilmu peternakan, kepada IMC di kampus Unitri, Senin,
(17/4/2017), mengungkapkan kerinduan terbesarnya ketika telah menyelesaikan
kuliah, ingin mengabdian hidupnya untuk melayani masyarakat Ende, Flores, NTT,
dengan menjadikan pilihan politiknya sebagai Kepala Rukun Tetangga (RT).
Baca juga : MADU Siap Lakukan Perubahan Signifikan di NTT
“Memang, bagi kebanyakan orang dengan menjabat sebagai Ketua RT, itu
merupakan hal terburuk. Hal terkecil yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Malahan, dengan menjadi Ketua RT, secara politik seseorang lebih menguasai
massa ketimbang menjadi seorang politikus yang banyak janji,” kata Don, biasa
dipanggil.
Dengan mengambil peran dan tanggung jawab sebagai Kepala RT, sambung
lelaki berkulit sawo matang, itu merupakan salah satu cara dalam berpolitik
untuk melayani masyarakat. Baginya, hal itu sangat lumrah untuk menunjukkan
kesanggupan dan kemampuan memimpin serta mengembangkan potensi-potensi yang ada
di wilayahnya.
Anak pertama dari buah cinta Yohanes Reku (almarhum) dan Maria Goreti
Gene, lebih jauh menyatakan pandangannya, bahwa setiap manusia yang dilahirkan
ke dalam genggaman bumi ini, tentunya mempunyai pilihan dan pandangannya
tersendiri dalam menetukan pilihannya untuk dijalani dan disikapi.
“Kebiasannya, pada dasarnya setiap orang itu ingin menduduki (memulai)
suatu jabatan dari hal-hal besar. Tetapi bagi saya, saya akan lebih nyaman
memulai sesuatu dari hal-hal kecil. Karena dari hal-hal kecil itulah, saya
mengamati, menilai, dan menyimpulkan sebenarnya kekuatan terbesar dan
terdahsyat itu pada hal-hal kecil. Hanya seseorang yang tidak melihatnya secara
jeli dan teliti,” ungkap lelaki yang suka didekati lawan jenis ini.
Baca juga : Sayembara AYO BANGUN NTT Resmi Dibuka
Masih menurutnya, sejatinya sebagai manusia yang diciptakan Sang Khalik
lewat debu-tanah, seharusnya sebelum menamatkan studi hingga memiliki pekerjaan,
semestinya telah mengantongi visi-misi. Karena dari visi-misinya itulah, akan
terlihat kemana arah dan masa depannya.
“Kebanyakannya, itu ya, tidak punya visi-misi yang jelas. Setelah punya
pekerjaan atau setelah menikah (berumah tangga), baru sadar bahwa visi-misi itu
penting dan berguna. Jika semua orang tak memikirkan visi-misinya dalam
menjalani kehidupan ini, niscaya orang itu akan semakin tergerus arus yang
saban hari tak sehat. Ini yang sangat berbahaya,” katanya.
Ditanya, misalkan ada pihak-pihak terkait yang mendatangi Anda untuk maju
bertarung dalam hajatan pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT pada 2018
mendatang, apakah Anda bersedia walau pun masih minim pengalaman?
Lelaki yang kini beranjak usia 24 tahun, dengan tenang dan berwibawa menjawab
pertanyaan IMC, dengan menyatakan
kesanggupan dan kesiapannya untuk maju bertarung dalam perhelatan pemilihan
gurbernur dan wakil gubernur NTT 2018, apabila ada pihak-pihak yang mendatangi
untuk meminangnya.
“Sebagai warga negara Indonesia, tentunya kan, setiap orang punya hak
untuk dicalonkan dan mencalonkan diri dalam pilkada 2018 nanti. Saya nyatakan
siap bertarung, apabila ada yang meminta. Karena ketika ada permintaan,
pastinya akar rumput sudah siap dengan segala resiko dan konsekuensinya yang
akan dihadapi,” tegasnya. (Felix)
Tags
Kampus
sukses teman, berjuang terus demi meraih impian.
ReplyDelete