Guru Besar IPB University Dorong Teknologi Proses Agroindustri yang Berkelanjutan


 

Jakarta, IMC
- Peran teknologi proses dalam sebuah industri dapat menentukan tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Namun dengan adanya isu Sustainable Development Goals (SDGs), maka pemilihan teknologi proses harus disertai dengan pertimbangan eco efficiency untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.


Dalam paparannya di Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah, pada Kamis (8/12/2022), Prof Illah Sailah, Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University mengatakan bahwa peran teknologi proses sangat dominan pada peningkatan nilai tambah hasil pertanian. Selain dapat menghasilkan produk bernilai jual tinggi, teknologi proses juga bisa meminimalkan limbah.  Namun demikian, lanjutnya, terdapat beberapa tantangan dalam teknologi proses yaitu optimasi proses yang menyeimbangkan antara keuntungan secara ekonomi dengan dampak terhadap sosial dan lingkungan. Bisa jadi proses yang dipilih akan menguntungkan secara ekonomi, namun menghasilkan polutan yang tinggi, sehingga perlu biaya penanganan limbah yang lebih besar.

“Teknologi proses dapat berperan mentransformasi limbah menjadi produk yang berguna, bahkan mengandung unsur komersialisasi produk dengan nilai tinggi. Contoh, buangan pabrik minyak kelapa sawit POME (palm oil mill effluent) mengandung COD dan BOD tinggi,” ujarnya.

Menurutnya, jika dibuang langsung, kedua senyawa ini akan membahayakan lingkungan. Namun, dengan teknologi proses yang tepat yaitu elektrokoagulasi, limbah yang terbuang sudah layak dialirkan ke perairan umum.

“Electrocoagulation dapat menurunkan kadar polutan dalam air buangan dari pabrik minyak kelapa sawit. Kadar polutannya menjadi lebih rendah dan perkiraan biaya operasi elektrokoagulasi juga lebih murah daripada proses koagulasi kimia,” imbuhnya.

Dengan teknologi yang semakin maju di masa depan, ia berharap bidang agroindustri juga ikut menyesuaikan dan beradaptasi dengan kebutuhan. Agroindustri masa depan akan banyak memerlukan material maju melalui teknologi nano, material untuk aplikasi 3D printing, dan produk cerdas seperti smart packaging.
 
“Tantangan agroindustri dengan menggunakan teknologi maju adalah keberlanjutan persediaan bahan baku dari sisi kualitas dan kuantitas. Di samping itu penyediaan sumberdaya manusia yang adaptif dengan kemajuan teknologi akan memerlukan standar kompetensi kerja yang baru,” jelasnya.
 
Ia menambahkan, keuntungan ekonomi bukan satu-satunya tujuan utama dalam trend perkembangan industri global. Dalam rangka mempertahankan agroindustri tetap beroperasi, seluruh pihak harus memperhatikan faktor sosial dan lingkungan.
 
Menurutnya, pemilihan teknologi proses senantiasa harus mencakup pengamanan limbah atau produk samping yang dihasilkan. Oleh karena itu, sangat tepat manakala pengembangan agroindustri mengarah pada kawasan industri terpadu (eco-industrial zone) dengan fokus pada keunggulan lokal dan menggunakan teknologi proses nir limbah, menerapkan prinsip green chemistry dan cleaner production.
 
“Tentunya dari sisi ekonomi, agroindustri perlu cerdas dalam penggunaan tenaga kerja, penghitungan biaya penanganan limbah, mengefisienkan penggunaan energi, dan optimalisasi sumberdaya lainnya,” tandasnya. (Zul/ Red)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال