Pusat Studi Bencana IPB University Lakukan Evaluasi Kajian Risiko Bencana Kota Bogor

 



 
Pusat Studi Bencana (PSB) IPB University menyerahkan Laporan Evaluasi Dokumen Kajian Risiko Bencana dan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kota Bogor kepada Badan Perencanaan dan Pengembangan (Bappeda) Kota Bogor, ( 27/10/2022 )

Bogor, IMC-
Pusat Studi Bencana (PSB) IPB University menyerahkan Laporan Evaluasi Dokumen Kajian Risiko Bencana dan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Kota Bogor kepada Badan Perencanaan dan Pengembangan (Bappeda) Kota Bogor, ( 27/10/2022 ). Penyerahan dokumen dilakukan oleh Kepala PSB IPB University, Dr Doni Yusri kepada Kepala Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi, ST, MP.

 
Dr Doni Yusri menerangkan, dari evaluasi dokumen kajian risiko bencana dan penanggulangan bencana menunjukkan kecenderungan peningkatan perubahan suhu, curah hujan, dan intensitasnya. Menurutnya, dampak dari terjadinya cuaca ekstrim terjadi penambahan lokasi-lokasi yang dikategorikan ke dalam titik terancam bencana.

Dr Doni berharap agar Pemerintah Kota Bogor melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Bogor untuk menyegerakan Penyusunan Dokumen Kajian Risiko Bencana dan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana untuk lima tahun ke depan. “Dokumen yang ada sekarang sebenarnya sudah harus dilakukan pembaharuan data dan strategi aksi, mengingat dokumen sekarang disusun lima tahun lalu yang bisa jadi saat itu pendekatan metode, teknik, serta data yang digunakan banyak yang perlu pemutakhiran,” katanya.

Peneliti IPB University itu juga menekankan tentang pentingnya peningkatan himbauan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Salah satunya perlu edukasi kepada seluruh masyarakat, bahkan perlu dilakukan sejak dini di tingkat sekolah dasar. Pasalnya, pada waktu-waktu tertentu ada potensi curah hujan ekstrim yang sangat tinggi yang dapat meningkatkan ancaman bahaya bahkan berpotensi menyebabkan korban jiwa seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Pusat Studi Bencana IPB University, Yon Sugiarto menambahkan penjelasan terkait bencana hidrometeorologis yang dominan di Kota Bogor. Menurutnya, masyarakat Kota Bogor harus menyadari bahwa Kota Bogor bukan hanya kota yang memiliki curah hujan sepanjang tahun sehingga dikenal sebagai Kota Hujan. Namun, saat ini juga memiliki potensi curah hujan ekstrim dengan frekuensi yang meningkat.

Curah hujan yang tinggi berinteraksi dengan kondisi landscape Kota Bogor yang berbukit atau memiliki variasi ketinggian. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan ancaman bencana banjir termasuk banjir bandang dan tanah longsor.

Lebih jauh Yon Sugiarto memaparkan bahwa bencana-bencana tersebut  diperparah dengan pembangunan berbagai bangunan termasuk pemukiman yang berada pada bantaran sungai.

Sementara, tenaga ahli lainnya, Fadli Apriadi, menekankan bahwa bukan hanya seluruh elemen masyarakat saja yang diminta untuk waspada dan bekerjasama. Namun semua organisasi perangkat daerah harus bahu membahu dalam penanggulangan dan penanganan bencana.  “Terlebih dalam dokumen Rencana Penanggulangan Bencana yang dimiliki Pemkot Bogor, semua sudah diatur dengan baik hanya dalam tataran implementasinya masih rendah,” katanya.

Dalam sambutannya, Kepala Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi, mengucapkan terimakasih atas kesediaan Pusat Studi Bencana membantu pihaknya melakukan evaluasi terhadap dua dokumen yang sangat terkait dengan risiko dan rencana penanggulangan bencana. “Saya berharap kegiatan evaluasi ini dapat menjadi salah satu sumber bagi Pemerintah Kota Bogor dalam melakukan penanganan bencana,” ujarnya.

Rudi menambahkan, akhir-akhir ini cuaca yang ekstrim telah menimbulkan dampak bencana dimana-mana di hampir semua wilayah Kota Bogor. Ia menjelaskan akibat bencana tersebut tidak hanya korban harta benda, kerusakan infrastruktur, tetapi juga memakan korban jiwa. ( RSH/ Red)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال