Semarang | Jateng, IMC - Penciptaan kondusifitas wilayah, khususnya keamanan dan ketertiban masyarakat secara wajar dan normal di wilayah perbatasan harus dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum Internasional. Sedangkan penyelesaian masalah sosial perlu dilakukan dengan pendekatan kultur budaya dengan mengedepankan kearifan lokal melalui kegiatan pembinaan teritorial yang terarah dan terpadu.
Wilayah perbatasan RI-PNG sering terjadi konflik yang disebabkan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Oleh karena itu Yonif Raider 400/BR mendapatkan kehormatan untuk ditugaskan dalam rangka Operasi Pengamanan Perbatasan Darat RI-PNG di wilayah Papua TA. 2020.
Sebelum berangkat Satgas harus mengikuti latihan pratugas yang dilaksanakan selama dua minggu. Para instruktur atau pelatih dari Rindam IV/Diponegoro akan memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui realisme latihan sesuai dengan kondisi nyata daerah operasi. Ini merupakan upaya pimpinan untuk meningkatkan kemampuan dan menguji kesiapan operasi secara berhasil dan berdaya guna.
“Hayati, kuasai, aplikasikan apa yang telah dilatihkan” ungkap Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, S.E., M.M. saat membuka Latihan Pratugas Satgas Pamtas Penyangga (Mobile ) di Markas Yonif Raider 400/BR. Kamis (16/7/2020)
Dengan kesungguhan dalam berlatih Pangdam yakin Prajurit akan selalu menang dalam setiap penugasan. Selain karena sudah terdidik dan terlatih di basis dan lembaga pendidikan ilmu pertempuran sudah cukup lengkap untuk dipelajari.
“Tugas bagi Prajurit adalah kehormatan yang tertinggi, ingat tugas operasi adalah kehormatan yang tertinggi” tegasnya.
Hadir dalam upacara tersebut Danrindam IV/Diponegoro Kol. Inf Tarsono S.I.P M.M., Asintel Kol Inf J. Adventino Krismadi, Waasops Kodam IV/Diponegoro, para Kabalakdam IV/Diponegoro, para Instruktur dan Pelatih.
Sumber: Pendam IV/Dip // Sty