Peran dan Kontribusi Pemuda Dalam Mewujudkan Desa Mandiri Oleh: Ekawati (Aktivis Perempuan SPMA Pidie Jaya)



Pidie Jaya, IMC - Pemuda sejatinya memiliki peran yang strategis, strategis mengandung arti bahwa pemuda adalah kader penerus kepemimpinan nasional dan juga lokal (desa), pembaharu keadaan, pelopor pembangunan, penyemangat bagi kaum remaja dan anak-anak. Sabtu (30/06/18)

Kenapa mesti pemuda ? Kenapa fokus selalunya kepada pemuda ?

"Kalian pemuda kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri”  Pramoedya Ananta Toer.

Oleh karena itu paling tidak ada tiga peran utama yang bisa dilakukan pemuda sebagai kader penerus bangsa yaitu sebagai Leader, pemimpin dimasyarakat,menjadi pengurus publik/warga ; sebagai Organizer, yang menata dan sebagai Mediamaker yang berfungsi menyampaikan aspirasi, keluhan dan keinginan warga. ketiga peranan itulah setidaknya yang harus dilakukan pemuda dalam kemajuan desa.

Keberadaan desa sering terjadi permasalahan yang sangat membutuhkan peranan nyata, bahkan perkembangan dan kemajuan desa kerap maju-mundur sehingga membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Negara membutuhkan peranan pemuda yang mau mengkontribusikan diri untuk untuk pembangunan Nasional. Keterlibatan pemudalah generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Kualitas pemuda sangat menentukan maju-mundur, jaya hancur, sejahtera atau sengsaranya suatu pedesaan pada masa yang akan datang ada ditangan pemuda saat ini.

" Sesungguhnya ditangan pemuda urusan umat digenggam, dan dikakinya tumpuan kehidupan umat ", Ungkap Bung Karno dalam sebuah pidatonya.

Kenapa pemuda menjadi objek disini ?

Pada logik Islam, apabila kita bergantung kepada pemuda bukanlah bermakna kita melupakan peranan orang-orang dewasa dan juga orang tua dalam sebuah desa atau memperkecil-kecilkan kedudukan mereka seperti fahaman Korainisme dimana seorang pemimpin mereka selepas revolusi telah menuntut supaya dihapuskan ke semua orang-orang tua supaya tidak menjadi beban kepada negara.

Pada hakikatnya usia muda seorang pemuda ialah usia yang penuh dengan cita-cita yang tinggi dan darah yang gemuruh serta idealisme yang luas yaitu usia yang memberi pengorbanan emosional serta tanggung jawab.Oleh karena itu Rasulullah menekankan supaya pemuda-pemuda merasai demikian melalu sabdanya :
" Ambillah peluang lima perkara sebelum datangnya lima perkara : Usia muda kamu sebelum tua, masa sehat sebelum sakit, harta kekayaan kamu sebelum papa, masa hidup kamu sebelum mati dan masa kosong kamu sebelum sibuk.

Saya melihat kondisi pemuda saat ini sebaliknya dari peranan yang semestinya, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan ( hura-hura) dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, tidak banyak pemuda yang peka  terhadap kondisi sosial masyarakat bahkan kontribusi  telah mengalami berbagai penurunan salah satunya karena krisis identitas yang melanda dan hal ini dapat dilihat dari usia produktif gerakan pemuda yang menurun.

Secara aplikatif pemuda pedesaan diharapkan mampu mendongkrak dan menumbuhkan beragam kegiatan produktif terutama dibidang ekonomi, bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan melalui pembentukan pokja termasuk menumbuhkan unit-unit usaha produktif dibidang pertanian, industri kecil/kerajinan dan jasa perdagangan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan pemuda.

Melalui peranan dan kontribusi pemuda diharapkan terciptanya pertumbuhan dan perkembangan desa sehingga dengan itu desa dapat menjadi desa mandiri dan mampu menghadapi persaingan dilokal, nasional, maupun global. Sebab tantangan global telah menanti, tuntutan program negara setidaknya menyentuh ke akar rumput masalah dipedesaan maka pemberdayaan desa diarahkan kemandirian desa itu sendiri. Kemandirian desa dan kedayasaingan desa tidak akan terwujud apabila peran pemuda dalam penggerak pembangunan dan pelapor kemandirian telah berjalan dengan baik. Maka kehadiran pemuda dipedesaan dapat mengisi kekosongan beberapa peran tersebut. Sebaliknya bekerja berdasarkan peran tersebut maka akan terwujud desa baru, desa yang mandiri dan mampu berdaya saing di sekitar lokal maupun global.

Jika para pemuda di masa lalu mampu merintis, merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, seharusnya para pemuda juga mampu berkontribusi menanggulangi kemiskinan di Indonesia.

Penulis : Ekawati
Penyunting :Bambang Herman

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال