Walikota Langsa Tak Terima Disebut Psikopat Karena Mengedarkan Video Sadisme, Wilson Menyarankan Walikota Introspeksi Diri


Jakarta, IMC - Terkait rencana pelaporan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, ke Polisi oleh Walikota Langsa seperti yang ramai diberitakan di media-media lokal Aceh, seperti dalam laman :



Wilson melalui pernyataan tertulis memberikan beberapa tanggapan terkait rencana pelaporannya oleh Walikota Langsa ke Polisi.

Menurut Pria yang juga alumnus PPRA 48 Lemhanas tahun 2012, bahwa sikap dan langkah yang akan diambil oleh Walikota Langsa untuk melaporkan dirinya ke Polisi karena merasa tidak terima atas pemberitaan sebelumnya adalah hal yang lumrah dan sangat wajar dalam negara demokrasi.

"Itu adalah hal yang biasa saja di negara demokrasi yang berdasarkan kepada hukum positif, silahkan beliau merespon pemberitaan itu melalui jalur yang ada," kata Wilson melalui WhatsApp Messenger, Selasa (26/9).

Ketum PPWI juga menyampaikan saran kepada Walikota Langsa dan Timnya untuk dapat menggunakan akal sehat dan evaluasi diri sebelum melakukan aksi pelaporan dirinya. 


Alumnus Magister dari Swedia ini mempertanyakan, apakah layak seorang walikota melakukan hal itu, menyebarkan video sadisme, penyiksaan dan pemenggalan leher manusia seperti itu, layaknya menggorok leher ayam saja.

"Namun, saran saya ke Yth. Walikota dan teamnya, sebaiknya gunakan akal sehat, lakukan introspeksi di internal, sebelum persoalan tambah panjang dan berdampak buruk bagi beliau. Pertanyaannya sederhana, apakah layak seorang walikota melakukan hal itu, menyebarkan video sadisme, penyiksaan dan pemenggalan leher manusia seperti itu, layaknya menggorok leher ayam saja. Kalau orang awam atau preman pengangguran yang tiada kerjaan melakukan hal buruk seperti itu, tentu masih masuk akal sehat publik. Lah, ini walikota...? Apa kata dunia, boss??" Cetus Ketua Umum PPWI yang juga alumnus magister dari Swedia dan Inggris itu kepada awak media.

"Secara keilmuan, sikap dan perilaku menyimpang yang menunjukkan sadisme, brutalisme, kekerasan tanpa empati sesama manusia, merupakan salah satu gejala sakit jiwa atau psikopat. Silahkan walikota dan teamnya mempelajari hal ini, banyak referensi di perpustakaan bahkan di internet juga tersedia teori tentang psikopat. Penyebaran video yang menggambarkan hal-hal sadis tanpa rasa bersalah; malahan terlihat senang, terpuaskan, mungkin karena korbannya ketakutan dan dilingkupi rasa was-was, dan lain-lain, adalah indikasi yang menunjukkan bahwa pelaku dapat diduga berkelainan jiwa. Sebagian ahli psikologi juga memasukkan kelompok teroris dan mereka yang gemar menebarkan rasa takut kepada orang lain, ke dalam kategori orang sakit jiwa, yang perlu diobati," imbuh Wilson Lalengke.

" Jika benar walikota itu merespon pernyataan saya dengan membuat laporan polisi, yang bermakna beliau merasa tidak bersalah melakukan penyebaran video sadisme itu, maka hal tersebut menjadi penegasan bahwa dugaan oknum walikota Langsa itu sakit jiwa alias psikopat semakin kuat. Unsur "merasa tidak bersalah atas sikap dan perilaku sadistis" ketika menyebarkan video pemenggalan kepala  manusia oleh sang walikota semakin tak terbantahkan," tegas Wilson.

" Walikota yang baik dan sehat jiwa-raganya akan morass bersalah dan minta maaf kepada warganya yang menjadi korban teror video sadis yang dilakukannya," jelasnya.

" Kasus ini menarik dan penting, setidaknya bagi warga masyarakat Langsa dan dimanapun bisa semakin waspada terhadap oknum yang memiliki riwayat psikologis menyimpang, yang indikasinya telah terpublikasikan di tengah masyarakat," pungkas Wilson. (syf)


Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال