Pekalongan, IMC - TMMD Ke-98
yang digelar di seluruh wilayah NKRI baru saja usai, tak terkecuali di Kodim
0710/Pekalongan. Namun aroma kebersamaan dan kemanunggalan TNI-Rakyat justru
makin menguat. Kebersamaan dan kegotongroyongan yang dilakukuan kurang lebih 1
bulan, ternyata telah menyatukan hati rakyat dan TNI. Rakyat adalah TNI dan TNI
adalah rakyat, “kita adalah satu”.
Masih terngiang
diingatan kita, disetiap kegiatan gotong-royong selalu terpancar suasana
kegembiraan dalam kebersamaan dari setiap lubuk hati masyarakat. Mulai dari
unsur pemerintah daerah hingga pemerintahan desa dan masyarakat “gugur gunung
tandang gawe” bahu membahu dan berkolaborasi mensukseskan program kegiatan TMMD.
Baca juga : Sisi Lain TMMD, TNI-Rakyat Tidak Terpisahkan dalam Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Baca juga : Sisi Lain TMMD, TNI-Rakyat Tidak Terpisahkan dalam Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Kasdam IV/Dip Brigjen
TNI M. S. Fadhilah yang berkesempatan menutup TMMD Reg-98, Kamis (4/5) di Desa
Rogoselo Kec. Doro Kab.Pekalongan menjadi sasaran untuk meluapkan rasa syukur
dan kebahagiaan masyarakat kepada TNI.
“Matur Nuwun” ungkapan
ini tak henti-hentinya mengalir dari bibir masyarakat Ronggoselo Pekalongan.
Tidak tua, tidak muda, mereka berharap dimasa-masa mendatang TMMD selalu ada di
Desa mereka.
Apresiasi yang tinggi
juga diberikan Kasdam IV/Dip Brigjen TNI M. S. Fadhilah yang kesempatan turun
langsung untuk meninjau dan melihat hasil pembangunan TMMD serta berbincang
dengan masyarakat.
Baca juga : Kasdam 4/Diponegoro, Brigjen M.S. Fadhilah Tutup TMMD Reg - 98
Baca juga : Kasdam 4/Diponegoro, Brigjen M.S. Fadhilah Tutup TMMD Reg - 98
Rasa haru yang diiringi
tetesan air mata syukur mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada TNI yang
telah membangun desa mereka. Terlebih Ibu Sarmini yang mendapat program RTLH
pada TMMD 98 kali ini.
Dengan senyuman dan
humanismenya, Kasdam IV menyapa dan merangkul ibu Sarmini dengan lapang dada
bak anak merangkul ibunya.
Pemandangan tersebut
merupakan wujud kemanunggalan TNI dengan rakyat. Rasa kebersamaan dan
kekeluargaan serta kegotongroyongan yang tinggi pada akhirnya untuk membangun
bangsa dan negara serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Kita adalah
satu, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing demi NKRI. (Teguh)