Opini: BUKAN DEBAT KALENGAN

 





Oleh: Rachman Salihul Hadi

Pemimpin Redaksi Indonesia Media Center – MTV- IMC Net Indonesia

 

Acara debat yang baru saja menyita perhatian warga Indonesia tentu bukan debat kaleng-kaleng menjelang pemilu dan hanya sekedar memenuhi persyaratan untuk mencalonkan diri sebagai presiden maupun wakil presiden, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum berdebat. Debat tidak hanya sekedar berbicara begitu saja, namun aktivitas debat merupakan sebuah perpaduan dari keterampilan berbicara dan pengetahuan yang lengkap terkait topik yang akan didebatkan. Tanpa persiapan yang matang, maka kemungkinan sulit untuk memenangkan perdebatan.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian debat adalah pertukaran dan pembahasan pendapat terkait suatu hal dengan saling menyampaikan argumentasi atau alasan dengan tujuan mempertahankan pendapat bahkan memenangkan pendapat. Secara umum, debat dapat dipahami sebagai strategi dalam adu pendapat atau argumen dengan tujuan pendapat yang kita sampaikan dapat mematahkan pendapat lawan, begitupun sebaliknya, pendapat kita tidak dipatahkan oleh lawan, bisa juga debat disebut aktivitas mengajukan usul dan mempertahankan usulan tersebut.

 

Ada banyak perspektif terkait definisi debat. Menurut Wusu Hendrikus, debat merupakan adu argumentasi antara individu atau kelompok dengan tujuan mencapai sebuah kemenangan satu pihak. Pada intinya, debat bertujuan untuk mempertahankan pendapat dan alasan seseorang agar diikuti oleh lawan debat, pengikut, dan orang lain.

 

Kesimpulannya, debat merupakan pertukaran dan pembahasan usulan dengan saling memberikan alasan atau argumentasi yang bertujuan untuk mempertahankan pendapat dari satu pihak. Oleh karena itu, Teks debat bisa juga diartikan sebagai teks yang berisi pernyataan dan argumentasi dari pihak-pihak yang berdebat tentang permasalahan tertentu dengan tujuan mendiskusikan, memutuskan dan mengkaji perbedaan.

 

Fungsi Debat

Ada beberapa fungsi debat yang sangat bermanfaat di dalam kegiatan komunikasi seperti bagaimana memunculkan keterampilan berbicara dalam menyampaikan pendapat dengan baik terhadap konflik yang pro maupun kontra, menyampaikan argumentasi secara logis dengan bahasa dan gestur sikap yang santun, membangun daya analitis dan sistematis terkait dengan keahlian dalam memahami lawan debat dalam berpikir kritis terkait isu-isu atau topik kontroversial, memahami dan mencari tahu sisi positif dan negatif terhadap isu tertentu dan masih banyak lagi fungsi debat lainnya. Namun dari semuanya itu tentu tidak semua orang mampu memiliki keterampilan debat. Debat bergantung mentalitas masing-masing orang, dan perlu diketahui juga, tidak semua orang menyukai berbicara apalagi berdebat.

 

Secara sederhana, debat merupakan adu pendapat untuk mempertahankan pendapat masing-masing untuk menang seperti membangun sebuah kasus yang disertai dengan argumen sebagai pendukung berdasarkan data yang kuat dan akurat, mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka sepakat dan setuju dengan argumen yang diusulkan dengan cara menampilkan, meningkatkan, dan mengembangkan komunikasi verbal serta bagaimana meyakinkan orang lain bahwa argumen yang kita miliki merupakan argumen yang paling tepat untuk disepakati dan disetujui

 

Tidak hanya sekedar pengertian, fungsi, tujuan, dan ciri-ciri dari berdebat itu apa. Debat memiliki beberapa unsur penting, seperti adanya topik atau masalah yang dibahas, adanya Tim afirmatif atau tim pro dapat diartikan sebagai tim yang mendukung topik. Tugas dari tim afirmatif adalah memberikan pendapat atau argumen yang mendukung usulan. Peran tim afirmatif wajib karena akan melawan tim kontra, adanya tim negatif atau tim kontra, itulah unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam aktivitas debat. Tugas dari tim negatif atau tim kontra sendiri yakni menyampaikan ketidaksetujuan atau pendapat yang menolak usulan dengan mematahkan argumen yang disampaikan tim pro, adanya Moderator merupakan unsur yang tidak kalah penting. Moderator memiliki fungsi untuk memimpin sebuah perdebatan agar sesuai prosedur debat dan memandu pembahasan topik agar tidak keluar dari pembahasan, Panelis

 

berperan sebagai masyarakat, sehingga mereka diharapkan peka dan memahami keingintahuan masyarakat. Panelis harus bisa membuat pasangan calon menjawab pertanyaan yang ingin didengar publik, bukan apa yang ingin disampaikan oleh pasangan calon

 

dan Notulen yang bertugas untuk mencatat segala pendapat yang disampaikan oleh pihak pro, pihak kontra, moderator, bahkan bertugas untuk menulis kesimpulan yang dari debat. Namun, notulen juga mencatat pernyataan, kesimpulan akhir, mosi debat dan penyampaian para pihak debat. Beberapa unsur-unsur debat di atas wajib dipenuhi dalam sebuah aktivitas debat. Masing-masing unsur memiliki tugas dan perannya masing-masing yang sama penting. Unsur-unsur debat tersebut akan sangat diperlukan apabila aktivitas debat ingin menghasilkan sesuatu.

 

Unsur-unsur di atas, belum termasuk unsur-unsur tambahan yang sifatnya teknis. misalnya pengatur media seperti layar presentasi, komputer atau laptop, microphone dan masih banyak lagi unsur teknis. Selain memiliki unsur-unsur, debat juga memiliki struktur yang perlu diperhatikan seperti adanya pengenalan isu atau biasa juga disebut dengan pengenalan topik. Pengenalan topik yang menarik untuk dibahas adalah topik atau isu yang masih memberikan kontroversi di masyarakat.

 

Jika topik tidak berangkat dari sesuatu yang masih menjadi kontroversi di masyarakat, perdebatan tidak akan menjadi menarik dan penonton juga kurang antusias untuk menyaksikan, adanya rangkaian argumen pada saat kedua tim menyajikan pembuktian data dan fakta yang bermanfaat untuk mendukung argumen dari pendebat dan ciri-ciri dari argumen itu sendiri adalah harus relevan, sistematis, jelas, logis dan disertai dengan bukti, adanya kesimpulan atau penegasan ulang. Penegasan ulang memiliki fungsi yang berada di bagian akhir, dengan tujuan membuat pernyataan akhir yang menegaskan bahwa bantahan atau pendapat pro ataupun kontra.

 

Struktur debat di atas memberikan pemahaman dan manfaat bahwa debat sangat memerlukan pengetahuan yang luas, bukan kaleng-kaleng. Pengetahuan yang luas akan menjadikan kualitas wacana yang disampaikan menjadi berdasar dan kuat.

 

Etika Debat

Adu pendapat atau argumen di depan banyak orang memerlukan etika agar debat tampak sebagai aktivitas intelektual. Etika perlu ditaati karena debat berkaitan dengan banyak orang. Menjaga etika berarti menghormati seluruh orang, dalam Etika debat yang pertama adalah bertanya secara serius. Hal itu penting karena dapat membuat orang yang akan menjawab dan akan memberikan jawaban dengan sepenuh hati serta membuat penanya menjadi terpuaskan. Hal yang tidak serius dapat menghilangkan suasana debat yang dikenal dengan situasi yang panas. Yang kedua, ketika debat, menjadi hal yang biasa bahwa kedua pihak berpotensi tersulut emosi. Mengingat pertarungan komunikasi verbal, kedua belah pihak atau lebih dilarang untuk melakukan komunikasi verbal yang dapat menyinggung perasaan dengan membahas urusan pribadi lawan. Etika debat yang ketiga adalah berbicara berdasarkan data dan fakta. Debat mengajarkan bahwa apa yang sudah dikeluarkan mulut perlu sebuah pertanggungjawaban. Alhasil, segala hal yang disampaikan di dalam debat harus berdasarkan data dan fakta.

 

Penyampaian argumen dengan data yang mengada-ngada sangat dihindari karena justru membuktikan pendebat berperilaku tidak baik. Disamping itu, penggunaan data dan fakta yang valid akan menghindarkan pendebat dari lawan untuk menyerang. Dan yang keempat adalah Etika debat yang terakhir dan tidak kalah penting yakni menaati aturan dan prosedur dalam debat. Hal itu dikarenakan aturan debat yang satu dengan yang lain dipastikan akan berbeda.

 

Tata Cara Debat

Tata cara debat memiliki beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam berdebat adalah, pertama mengemukakan pernyataan ataupun tantangan dilakukan secara profesional. Maksud professional berarti tidak menyinggung unsur sara atau menyinggung secara pribadi. Kedua , memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan baik, pendapat atau argumen saat berdebat disampaikan dengan bahasa yang lancar, tanpa terbata-bata. Penyampaian argumen pun harus disampaikan berdasarkan analisis kritis, sintesis dan retorika. Ketiga, Selalu memperhatikan pernyataan atau sanggahan dari lawan. Selalu meneliti kelemahan dan kelebihan lawan. Hal itu dimaksudkan agar bisa menentukan strategi yang pas untuk menyerang dan juga bertahan. Keempat, menyimak pendapat berdasarkan logika bukan emosi agar tetap rasional dan tidak mengalami kesalahan berpikir. Kelima, menyajikan materi secara akurat dan berdasarkan data dan fakta dan terakhir enam adalah sesuatu yang disampaikan dalam debat data harus sahih, ada bukti sehingga memperkuat debat. (rachmansalihulhadi/red.)

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال