Jakarta, IMC - Ramadhan menjadi bulan yang dinanti seluruh umat muslim. Suka cita dalam menyambut bulan suci itu tergambar dalam bentuk perayaan atau tradisi yang dilakukan masyarakat jelang ibadah puasa. Di Bogor, Jawa Barat, tradisi Cucurak menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyambut Ramadhan. Secara turun temurun, tradisi itu terus dipertahankan oleh masyarakatnya hingga saat ini.
Cucurak atau curak-curak (bahasa sunda) memiliki arti senang-senang atau bersenang-senang. Dalam tradisinya, cucurak dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga besar atau kolega.
Hal yang membuat tradisi cucurak semakin menyenangkan adalah adanya hidangan makanan sederhana seperti nasi liwet, tahu, tempe, ikan asin, serta lalapan dan sambal yang disajikan di atas daun pisang. Hidangan itu kemudian dinikmati bersama-sama.
Dalam masyarakat Sunda, cucurak bukan hanya sekadar kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama. Tradisi ini dimaknai sebagai bentuk silaturahim. Cucurak juga mengajarkan cara untuk mensyukuri rezeki dan saling berbagi.
Dalam sambutannya, Dekan FISIB UNPAK Dr. Henny Suharyati, M.Si mengatakan “Niat yang ihklas dalam menjalankan ibadah Ramadhan akan memberikan kemudahan kemudahan, di dalam melakukan semua kegiatan, dan tradisi cucurak ini juga dapat menjadi momen kebersamaan untuk mempererat tali silaturahim” kata Henny Suharyati dalam acara cucurak kumpul bersama Dosen, Staf dan Pejabatnya makan bareng di Ruang Marsudi, Sabtu (18/3/2023).
Berbeda cucurak sebelumnya, tahun ini, acara ditambahkan pelepasan Purna Bakti Staf Tendik Endang Sutisna pada Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya dengan pengabdian selama 34 tahun penuh, “ Haru, kompak dan kekeluargaan itulah yang memberikan nuansa di acara ini” tuturnya.
Di samping acara tersebut di atas, terselip juga tausiah ramadhan dan sekelumit perjalanan bersama Endang Sutisna sewaktu berperan berdirinya program studi Sastra dan Jepang di Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Pakuan Bogor. ( Rachman Salihul Hadi )