Petani Kopi Sibide Kabupaten Toba Mengeluh, Penyuluhan Tidak Ada dan Masyarakat tak Percaya Penyuluh

 





Toba, IMC - Pada Sabtu, 22 Oktober 2022, saya bersama teman jalan jalan ke Desa Sibide. Adapun tujuan kami ke Sibide, pertama survey Desa Sibide untuk peluang melakukan Penanaman Pohon melalui Program Konservasi PT. INALUM, 

" Selama hidup saya Umur 48 tahun, ini baru pertama sekali saya ke Desa Sibide. Banyak potensi yang dapat digali untuk pembangunan Sibide, namun saya ingin menyampaikan secara khusus, bahwa Petani Kopi Desa Sibide Mengeluh, Penyuluhan Tak Ada, dan Masyarakat Tak Percaya pada Penyuluh, Kenapa ini dapat terjadi?" ungkap Firman Sinaga, ketua KPBRT (Komunitas Pembangunan Berkelanjutan Rakyat Toba) ke kru Indonesia Media Center pada hari Kamis, (27 /10/2022)

Lanjut Firman Sinaga, diwarung kopi Desa Sibide, berbincang bincang dengan seorang warga bermarga Situmorang, tentang banyak hal.

"Apa sumber pendapatan masyarakat Sibide? Warga memberikan penjelasan, bahwa masyarakat Desa Sibide terutama berpendapatan dari Lahan Sawah yang luasnya sempit, hasil kopi dan sebagian dari getah Pinus. Namun menyoal tentang Kopi, masyarakat sudah gagal bertanam Kopi, tanaman tumbuh meranggas, atau tanaman tumbuh bagus namun tak ada berbuah cukup. Pernyataan warga, kualitas Kopi Sibide adalah jauh lebih bagus dibanding kopi Humbahas, sebab setiap satu tumba dapat menghasilkan berat 12 Ons biji kopi. Jenis kopi yang diusahakan adalah terutama Kopi Arabika (Kopi Ateng).

"Kami tak percaya sama penyuluh, kami masyarakat justru lebih pintar dari penyuluh. Selain itu kerap kali ada sales yang datang ke Desa kami menjual pestisida diduga palsu sehingga masyarakat semakin tidak percaya pada penyuluhan. Bagaimana mungkin ada lagi penyuluhan, kami pun sudah tak percaya lagi sama penyuluh," Demikian keluhan salah seorang warga Desa Sibide.

Sebenarnya, bukan hanya di Desa Sibide permasalahan Kopi ditemukan, namun di seluruh kabupaten Toba pertanaman kopi telah dihadapkan pada pertanaman tidak produktive.

"Permasalahan ini haruslah dijawab pemkab Toba, bagaimana ke depan Pembinaan masyarakat Kopi di Toba. Selain itu perlu pembahasan mendalam Kinerja Dinas Pertanian Toba, dan harus direvolusi total. Buat apa Kabupaten Toba telah mendapat Sertifikat Indikasi Geografis untuk Kopi Arabika, sementara pertanaman Kopi mayoritas tumbuh tidak productive. Ayo Bupati Toba Unggul dan Bersinar, mana janjimu untuk menjadikan Pertanian menjadi Unggul?" Imbuh Firman Sinaga.

Sehubungan dengan itu pada Jumat, 27 Oktober 2022 via seluler, kru Indonesia Media Center menghubungi Bupati Toba, Poltak Sitorus, Wakil Bupati Toba, Tonny Simanjuntak, Ketua DPRD Toba, Effendi Napituulu, Asisten Pemerintahan, Eston Sihotang, Kadis Ketahanan Pangan, Sahat Manullang dan kadis Pertanian, Tito Hasiholan Sitorus.

Via seluler pada Jumat 27 Oktober 2022, Kadis Ketahanan Pangan memberikan penjelasan bahwa Hulu Kopi Toba butuh perhatian khusus. 

Selanjutnya Kru media ajukan pertanyaan, sehubungan dengan masalah itu, apa rencana Pemkab Toba ke Depan? 

Sahat Manullang, menyebut bahwa Sumber Benih adalah salah satu inti masalah Hulu Kopi Toba. Sumber benih berlabel satu-satunya adalah dari Siarang Arang Kabupaten Taput yang sudah berusia 30 tahun dan tidak bagus lagi itu sebagai sumber benih. 

Sahat Manullang juga menambahkan, banyak faktor penyebab masalah Hulu Kopi Toba, namun Sahat Manullang belum menyebutkan apa saja faktor faktor penyebab tersebut. 

Sampai berita ini terbit, baik Bupati, Wakil bupati, ketua DPRD, kadis Pertanian dan Asisten Pemerintahan tak bersedia memberikan penjelasan.

Kru Indonesia Media Center kembali menghubungi Firman Sinaga (Ketua KPBRT) pada Jumat 28 Oktober 2022 sehubungan penjelasan Kadis Ketahanan Pangan. 

"Kita harus pertanyakan itu ke Pemkab Toba bagaimana mungkin mewujudkan Toba Unggul dan Bersinar bila Dinas Pertanian Toba Tidur." Kata Firman. (HS)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال