Sabet Dua Medali, MAN 1 Ngawi Kembali Ukir Prestasi Tingkat Nasional

Ngawi, Pewarta - Setelah tiga siswa menyabet dua medali dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional di Bengkulu bulan Oktober lalu, siswa MAN 1 Ngawi kembali mengukir prestasi tingkat nasional.

Dunia Ahmada Nur Alif siswa kelas XII berhasil meraih medali perak kategori menulis puisi pada ajang Festival Literasi Gerakan Menulis Buku Indonesia yang digelar di Graha Saba, Surakarta, Jawa Tengah 6 November 2018 kemarin.

Didampingi Rintis Setyowati, guru pembinanya, Dunia mengatakan perjuangan untuk bisa berprestasi di ajang festival literasi nasional tersebut tidaklah mudah.

Dia harus berkompetisi dengan 3 ribu peserta lain yang berasal dari seluruh penjuru tanah air. Namun, berkat persiapan matang melalui pembinaan yang dilakukan jauh-jauh hari, akhirnya Dunia berhasil mengharumkan nama Ngawi di kancah nasional melalui literasi.

"Persiapannya agak panjang, lombanya lama. Mulai seleksi di kelas, sekolah, kabupaten, dan akhirnya di tingkat nasional," katanya saat ditemui di sekolahnya, Kamis (8/11/2018).
Sementara, Rintis Setyowati sang guru pembina Dunia menambahkan, karena tidak semua siswa bisa diberangkatkan maka dilakukan seleksi per kelas dan diambil tiga besar. Lalu, setelah itu disaring lagi satu sekolah dan diambil tiga terbaik untuk dibina dan dilombakan di tingkat selanjutnya hingga nasional.

Selain diberi pembinaan, siswa juga dianjurkan banyak membaca dahulu sebelum menulis. Seperti membaca karya sastrawan terkenal diantaranya Chairil Anwar, WS Hendro dan lain-lain.

"Karena membaca dan menulis itu adalah bagian dari literasi, jadi untuk bisa menulis dengan baik harus banyak membaca dahulu," ujarnya.

Ditambahkan Rintis, Festival Literasi Gerakan Menulis Buku Indonesia adalah salah satu upaya menyalakan masa depan bangsa melalui pengembangan literasi lintas generasi.

Program ini diselenggarakan oleh Koordinator Gerakan Literasi Nasional yang bekerjasama dengan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI, Balai Bahasa Jateng.

Acara ini adalah puncak dari serangkaian acara yang dilakukan dengan mengundang finalis lomba Gerakan Literasi Nasional dari tiap sekolah yang berpartisipasi dalam lomba tersebut.

Kepala MAN 1 Ngawi, Drs. Asep Nahrowi M. mengaku bangga dengan apa yang diraih anak didiknya. Prestasi yang diraih MAN 1 Ngawi tidak lain karena didukung oleh guru potensial dan punya kemauan untuk maju.

"Intinya, sekecil apapun ada karya yang diciptakan sehingga kedepan terbentuk generasi yang kreatif," kata Asep.

Asep menjelaskan, dalam hal bimbingan pihaknya tidak membeda-bedakan kepada seluruh siswa. Tetapi untuk siswa yang memiliki spesifikasi kemampuan tertentu lebih dipertajam lagi.

Ditambahkan, sejak menyabet prestasi di ajang myresearch KSM tingkat nasional, MAN 1 Ngawi mendapat julukan sebagai madrasah research.

Menyikapi hal itu, Asep mengaku akan membentuk beberapa tim untuk lebih mengoptimalkan segala potensi yang ada. Seperti tim Olympiade, tim Research ataupun tim Conversation.

Tujuannya, penelitian tidak berhenti sampai disini saja. Tetapi terus berlanjut agar penelitian bukan hal yang baru lagi bagi siswa, tetapi sesuatu yang memang harus dilakukan.

"Kita akan benahi perpustakaan sebagai jantung madrasah, dan kedepan MAN 1 Ngawi akan menjadi madrasah berbasis digital, jadi nanti penilaian bahkan absensi siswa sistemnya digital dengan finger print," ujarnya. (ant

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال