Pusdiklat Badan Koordinasi Muballigh Indonesia Targetkan 500.000 Muballigh


Jakarta, IMC - Badan Koordinasi Muballigh Indonesia (BAKOMUBIN) tengah menyiapkan Pusat Pendidikan dan Palatihan (Pusdiklat) Muballigh. Lembaga ini ditargetkan melahirkan 500.000 muballigh di seluruh Indonesia dalam tiga tahun ke depan.


Baca juga : 

Pembangunan 100 Rumah Sakit Islam untuk Dhuafa Dimatangkan dalam Raker Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia




Ketua Umum BAKOMUBIN KH Tatang M. Natsir, mengatakan Pusdiklat Muballigh merupakan upaya untuk mewujudkan grand design sistem kaderisasi AKOMUBIN.Misi dari rencana induk ini adalah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya insani muballigh.

 

"Lewat Pusdiklat, kami bermaksud melakukan penajaman dan penguatan profil muballigh sesuai visi dan misi perjuangan BAKOMUBIN sebagai gerakan dakwah Islam yang mampu memberi arah pada setiap perkembangan dan perubahanzaman. Secara kuantitas, targetnya akan lahir 500.000 muballigh dalam tiga tahun yang berkualitas dan istiqomah dalam menapaki jalan dakwah," papar kyai Tatang saat memberi sambutan pada pembukaan Rapat Kerja(Raker) DPP BAKOMUBIN, di Jakarta, Sabtu (8/9).


Pada kesempatan yang sama, Ketua Departemen Pendidikan dan Pelatihan Muballigh ustadz Tasyrifin Karim mengakui target melahirkan 500.000 muballigh bukanlah perkara mudah. Itulah sebabnya pengurus membagi dalam tiga tahapan kerja, sejak 2018 hingga 2021.  

 

"Tahapannya antara lain, 15 September 2018 in sya Allah Pusdiklat akan diresmikian Gubernur Anies, di Ponpes Darun Najah, Jakarta Selatan. Hari itu beliau juga akan menyampaikan orasi mengenai manajemen dakwah dalam bingkai NKRI. Selanjutnya, Oktober pembentukan Korps Dai Kamtibnas BAKOMUBIN. Sedangkan pelatihan mulai diselenggarakan pada Desember serentak di seluruh Indonesia," ungkap ustadz Tasyrifin.

 

Kurikulum pelatihan meliputi kompetensi substantif dan kompetensi metodologis. Kompetensi substantif mencakup pembinaan aqidah, manhaj dan ideologi perjuangan dakwah. Selain itu juga  meliputi pendalaman wawasan kebangsaan, dan intelejen dakwah. Sedangkan kompetensi metodoligis ditekankan pada keterampilan teknis berdakwah, perencanaan, manajemen, dan evaluasi dakwah.

 

"Out come Pusdiklat berupa Gerakan Indonesia Berdakwah. Di sini mencakup targe satu keluarga satu dai/muballigh, dan revitalisasi dakwah keluarga. Untuk itu, kami akan menjalin sinergi dengan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama serta lembaga dakwah dan lembaga pendidikan lainnya," pungkas ustadz Tasyrifin. (*)

 

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال