Pembangunan 100 Rumah Sakit Islam untuk Dhuafa Dimatangkan dalam Raker Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia


Jakarta, IMCRapat Kerja (Raker) Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia (BAKOMUBIN) yang digelar hari ini (8/9) mematangkan sejumalh program strategis organisasi. Di antaranya adalah membangun 100 Rumah Sakit Islam se-lndonesia. Kelak, rumah sakit ini akan memprioritaskan pelayanan kepada kaum dhuafa.


Baca juga :


Pusdiklat Badan Koordinasi Muballigh Indonesia Targetkan 500.000 Muballigh


Ketua Umum BAKOMUBINKH Tatang M. Natsir saat memberi sambutan pada Raker yang digelar di Pondok Pesantren Darun Najah, Jakarta, mengatakan program membangun 100 RS Islam di seluruh Indonesia ini merupakan bagian dari bentuk pelayanan BAKOMUBIN kepada umat. Program ini sekaligus membantu Pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan yang memadai dan terjangkau oleh rakyat.

 

Di sisi lain, lanjut KH Tatang, mendirikan RS bukanlah hal mudah, terlebih lagi jumlahnya mencapai 100 RS Islam. Boleh dikatakan hal itu hampir mustahil jika dilakukan sendirian. Karenanya BAKOMUBIN bermaksud membentuk konsorsium dengan mengundang pihak-pihak yang peduli terhadap pelayanan umat untuk bergabung.

 

"Sebagai tahap awal, kami sudah menjalin kerjasama dengan PT An-Nisa Utama yang sudah berpengalaman mengelola RS An-Nisa Group. Dengan konsorsium ini, semoga Allah membantu kami mewujudkan gagasan besar membangun 100 RS Islam di Indonesia dapat terwujud. Aamiin," ujarnya.

 

Melalui konsorsium yang dibentuk, dia berharap ada transfer ilmu pengetahuan kepada 100 RS Islam yang akan dibangun, bagaimana caranya pengelolaan rumah sakit Islam. Sehingga sebagai lembaga dakwah, BAKOMUBIN dapat memberikan manfaat lebih banyak bagi umat, terutama dalam pelayanan kesehatan. 

 

Kyai Tatang melanjutkan, RS Islam harus dapat ikut berperan pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945. Dengan begitu RS Islam menjadi solusi dari permasalahan mahalnya biaya kesehatan yang kerap kali terjadi di Indonesia.

 

"Jadi RS Islam ini nantinya juga akan memprioritaskan kaum dhuafa. Kami ingin mengubah citra yang selama ini ada,bahwa RS Islam itu mahal. Semoga kami dapat menghadirkan RS Islam yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat," ungkapnya.

 

Sementara itu, penanggung jawab program konsorsium pembangunan 100 RS Islam seIndonesia, dr. Arif Nasution mengatakan seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan yang baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Penyelenggan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).

 

Namun Seiak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014 terjadi banya masalah di lapangan. Salah satu yang krusial, rumah sakit yang berkerjasama dengan BPIS, terjadi banyak perubahan, terutama dalam sistem pembayaran pelayanan dari fee for service menjadi package payment.

 

"Di lapangan, belum semua rumah sakit siap dengan perubahan yang terjadiAkibatnya banyak rumah sakit menderita rugi karena melayani peserta JKN. Ini menjadi tantangan baru dalam manajemen rumah sakit," ungkap dr Arif.

 

Salah satu alasan BAKOMUBIN menggandeng RS An-Nisa Group karena berpengalaman melayani peserta JKN sejak 1 Januari 2014. Lewat kebehasilan Rumah sakit An-Nisa Tangerang melayani peserta JKN, kini rumah sakit tersebut jadi percontohan untuk pengelolaan RS Tipe C. [*]

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال