Mendonorkan Darah Rutin, Turunkan Resiko Stroke

Brebes | Jateng, IMC - “Setetes Darah Sangat Berarti Bagi Sebuah Nyawa” Angka kematian akibat kekurangan darah masih cukup tinggi di Indonesia. Penyebabnya bermacam, salah satunya kekurangan darah akibat defisiensi zat besi yaitu anemia serta terlambatnya penanganan yang membutuhkan transfusi darah.

Betapa waktu dan setetes darah sangat berharga sekali demi menyelamatkan sebuah nyawa, untuk itulah dalam rangka memeriahkan HUT TNI Ke-73 tahun 2018, Kodim 0713 Brebes menggandeng PMI Brebes menargetkan ketersediaan 200 kantong darah dalam kegiatan Bulan Bhakti TNI di Aula Makodim yang diikuti ratusan orang pendonor lintas sektoral dan masyarakat umum. Selasa (25/9/18).

Selain personel Kodim dan Persit, anggota Lanal Tegal, Polres dan Lapas Kelas II-B Brebes juga ikut terlibat. Pemuda Panca Marga (PPM) Kecamatan Salem serta warga masyarakat umum juga terpanggil untuk mensukseskan hajatan tersebut.

Dikatakan Kasdim, Mayor Inf. Arief Soehartono, S.Pd bahwa, “Menjadi pendonor merupakan sebuah sikap terpuji dengan berbagi sekaligus menumbuhkan empati kepada sesama. Kodim bersama PMI Brebes berusaha membudayakan semangat berbagi kepada masyarakat melalui kemanusiaan donor darah. Bulan bhakti TNI Ke-73 kali ini, Kodim menargetkan 200 kantong darah guna membantu ketersediaan darah di PMI Brebes. Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir dan berpartisipasi.” terangnya saat saat diambil darahnya oleh salah satu pegawai UTD PMI Brebes, Aulia Herawati (24).

Sementara menurut Kabag Pengawas Mutu UTD PMI Brebes, Muhammad Hardiyansya (37) menyatakan bahwa, pihaknya menyiapkan 240 kantong darah bagi para pendonor di Kodim. Diterangkannya juga, kebutuhan darah di Brebes rata-rata 40 kantong perhari atau 1.200 kantong perbulan.

Ia juga menjelaskan secara singkat syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendonor antara lain berumur 17–65 tahun, berat badan minimal 45 kg, Hemoglobin (Hb) minimal 12,5 g %, tekanan darah sistolik 100-180 mmHg dan diastole 50–100 mmHG, nadi 50–100/menit.

“Pendonor juga tidak menderita beberapa penyakit antara lain anemia dan gangguan perdarahan, penyakit kulit kronis, kencing manis, penyakit hati, ginjal, jantung, paru-paru, ayan (epilepsi) dan kejang, kanker, tidak mengidap atau beresiko tinggi terhadap AIDS/HIV, bukanlah pecandu alkohol dan narkoba, tidak bertato, tidak mengalami diare, pendonor tidak mendapat transfusi darah 6 bulan terakhir, tidak mendapat imunisasi virus dilemahkan dalam 2 minggu terakhir, tidak mengkonsumsi aspirin dan antibiotik 3 hari terakhir khususnya bagi pendonor trombosit,” bebernya.

Ditambahkannya, penyumbang darah juga tidak memiliki tekanan darah tinggi/rendah, tidak sedang menstruasi, hamil atau menyusui. Bersedia menjalani pemeriksaan fisik sederhana dalam batas normal. Untuk interval penyumbangan darah minimal 8-12 minggu dengan jumlah penyumbangan maksimal 5 kali per tahunnya.

PMI telah memperhitungkan cermat untuk proses skrining pengambilan darah yaitu sebanyak 250 ml untuk berat badan 45 kg, 350 ml untuk berat badan 50 kg dan 450 ml untuk berat badan 55 kg. Angka tersebut didapatkan dengan rumus penghitungan  8% X berat badan X 12,5%.

“Nantinya, dalam satu tetes darah merah terkandung komponen-komponen yang berbeda sehingga perlu dipisahkan sesuai kebutuhan si pasien adalah TC (Trombosit), Aferesis + Trombosit dan Trombosit Pooled. Setelah proses skrining sempurna maka setiap komponen darah akan disimpan dengan suhu optimal supaya kualitasnya terjaga sebelum didistribusikan.” imbuhnya.

Sedangkan manfaat donor darah itu sendiri bagi pelakunya antara lain dapat mengetahui golongan darahnya bagi yang baru pertama kali mendonorkan, kadar Haemoglobin (Hb)  dalam darah akan terpantau 3 bulan sekali. Beberapa penyakit seperti HIV, Hepatitis B dan C serta Sifilis juga terpantau dengan sendirinya. Dapat menurunkan kadar zat besi teroksidasi sehingga dapat mengurangi resiko stroke (serangan jantung) serta menurunkan penyakit kanker.

Kalori juga dapat terbakar hingga kadar 650. “Semoga angka kematian di Indonesia bisa ditekan akibat kekurangan darah dengan ketersediaan cukup darah di PMI.” pungkasnya. (pendim0713bbs..As).

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال