Brebes | Jateng, IMC – Siapa saja berkesempatan untuk menghafal 30 Juz Al-Qur’an, Pusat Karantina
Tahfizh Al-Qur'an Nasional yang bekerjasama dengan Kemenad RI, mewadahinya
melalui kegiatan Karantina Tahfizh Al-Quran “Hafal Quran sebulan”.
Sebelum
para peserta yang ingin mengikuti karantina Tahfizh Al-Quran, sebelumnya
dilaksanakan Seminar Nasional Rahasia Karantina Tahfizh Al-Quran yang
telah terselenggara di Gedung Almayra Convention Hall Grand Dian Hotel Brebes.
Minggu (13/5/18).
Acara
ini dihadiri Bupati Brebes yang diwakili Kepala BNK Brebes Drs. Atmo Tansidik, Dandim
0713 Brebes Letkol Inf. Ahmad Hadi Hariono, Ustadz Yadi Iryadi Al-Hafizh, Ustad
Ma'mun Al Qurthuby Al-Hafihz, KH. Rosidi, Ketua Panitia H. Mabruri, SH.MH serta
ratusan peserta seminar.
Forum
diskusi interaktif Hafal Quran sebulan.
Ustadz
Yadi Iryadi Al-Hafizh menerangkan bahwa, para peserta yang akan dikarantina melalui
program karantina tahfizh, haruslah dengan niat ikhlas, sikap dan keyakinan
positif, mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, serta mengikuti seluruh peraturan
yang ada. “Mindset dari alumni Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional mengenai
Muraja’ah Hafalan Al-Qur’an, bahwa hafalan Qur’an itu tidak bisa lupa, namun yang
ada adalah tersimpan. Jadi para peserta nanti setelah dikarantina sebulan,
harus terus mengulang-ulang pengetahuan, menambah pemahaman dan kelancaran
hafalan, sehingga akan hafal Al-Qur’an selama hidupnya” terangnya.
Jika
pasca Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional ternyata hafalan Al-Qur’an belum
bisa disimak 30 juz sekali duduk, maka itu bukan berarti lupa seluruhnya
melainkan tersimpan dalam memori bawah sadar.
“Jika
30 juz tersebut mampu dimutqinkan kembali 5-20 menit per halaman, maka itulah
proses membangkitkan kembali hafalan yang tersimpan. Maka berusahalah agar
setiap hari menjadi mutqin minimal 5 halaman (2-3 jam/hari), sehingga dalam
satu minggu diharapkan mampu melancarkan hafalan per-1 Juznya” imbuhnya.
Penggunaan
standarisasi metode Tahfizh yang bisa dilakukan oleh seluruh orang dengan
berbagai tipe modalitas belajar yang berbeda, baik secara visual, auditory,
kinesthetic, olfactory maupun gustatory. Sehingga memori hafalan yang tersimpan
permanen dalam pikiran bawah sadar, dapat dimuraja’ah kembali dalam waktu 5-15
menit per halaman pasca mengikuti Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional.
Lebih
lanjut, kewajiban Muslim adalah untuk mempelajari, mendalami dan juga
mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. “Pada
pelaksanaan Seminar Nasional Rahasia Karantina Hafal Quran sebulan
ini, tujuannya adalah terwujudnya keluarga Muslim satu Hafish/ah di tahun
2030. Penyelenggaraan program hafal Al - Quran 1 bulan memberikan kesempatan
yang sama untuk berikhtiar secara maksimal dengan sejarah objektif dan fokus
melalui karantina. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu secara formal maupun non formal, material maupun non
material sehingga dapat terlaksana seminar nasional ini” pungkasnya.
Sementara
Dandim 0713 Brebes, Letkol Inf Ahmad Hadi Hariono dalam sambutannya mengatakan “Akhir-akhir
ini sudah banyak kejadian yang sebenarnya terjadi karena kurangnya pemahaman
kepada Al-Quran. Banyak kelompok - kelompok yang menginginkan Indonesia tidak
aman dengan menebarkan teror yang hanya berbekal penggalan ayat suci Al-Quran,
dengan tujuan untuk memecah belah dan menghancurkan bangsa Indonesia. Saya
menghimbau untuk belajar Islam secara menyeluruh. Yang berbahaya itu belajar Al-
Quran ditempat tersembunyi tidak terbuka dan takut diketahui aparat keamanan
maupun orang lain. Hal - hal semacam ini yang perlu kita waspadai bersama”
terang Dandim.
“Setiap
agama mengajarkan untuk tidak menyakiti sesama manusia bahkan hewan sekalipun.
Beberapa waktu yang lalu ada kelompok atau pihak tertentu yang dengan bangga
mati syahid, namun caranya tidaklah benar. Didalam Al-Quran ataupun Hadizh, tidak
mengajarkan dan tidak membenarkan bahwa bunuh diri itu masuk syurga, apalagi
yang menjadi korban adalah sesama umat manusia. Mari kita semua untuk selalu
hormat menghormati dan menjaga sesama serta menjaga kedamaian. Dan semoga
dengan banyaknya para penghafal Al-Quran, kedepannya Brebes akan tercipta para
generasi penerus pemimpin bangsa yang beraklak mulia karena hafal Al-Quran”
pungkasnya.
Beberapa
pilihan program yang pertama di bulan suci Ramadhan 1439 H nanti, adalah program
2 pekan 10 Juz, 1 (satu) pekan 5 Juz dan 1 (satu) pekan 1 juz.
Sejak
tahun 2014, Pusat Karantina Tahfizh Al-Qur'an Nasional telah mewisuda lebih
dari 5.725 orang peserta dengan tingkat kepuasan maksimal. Hal ini terbukti dari
rata-rata peserta karantina tahfizh masuk atas saran dari alumni-alumni sebelumnya,
yang tersebar dari Aceh hingga Papua, bahkan luar negeri seperti Malaysia,
Thailand, Australia, Jepang, Jerman dan Kanada. (Aan-red).