Bekasi, IMC - dr. Siswanto, MHP, DTM, sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeskes RI membuka workshop pelatih nasional Riskesdas 2018 bertempat di Harris Hotel dan Conventions Bekasi pada Senin malam (19/2/2018).
Dr. Drs. Nana Mulyana, M.Kes sebagai Sekretaris Badan Litbangkes Kemenkes RI melaporkan pelaksanaan kegiatan workshop pelatih nasional tersebut.
Selain memperkenalkan struktur kepanitiaan di Riskesdas 2018, DR. Nana dalam laporannya juga menyampaikan bahwa telah dilakukan rakornis tingkat provinsi dan sekarang akan dilakukan workshop pelatih nasional.
Tujuan kita mengadakan workshop ini untuk menyamakan persepsisesama pelatih nasional agar pada saat melatih PJT kabupaten/kota dan enumerator tidak terjadi multi tafsir, lapor DR. Nana.
"Bapak dan ibu akan dilatih selama 9 (sembilan) hari (19-27/2/2018), selain belajar di kelas, juga ada kegiatan praktek lapangan, untuk itu saya harapkan semuanya menjaga kehadiran dan kedisiplinan karena kita akan nilai bapak dan ibu, semoga saja partisipasinya berlanjut untuk kegiatan-kegiatan riset dimasa akan datang", tegaskan DR. Nana.
Menutup laporannya, DR. Nana meminta kesediaan dr. Siswanto, MPH, DTM Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatanuntuk memberikan arahan dan membuka acara workshop.
Sebelum membuka acara dengan resmi, dr. Siswanto, MHP, DTM, terlebih dahulu memberikan arahan didepan para peserta workshop.
"Selamat untuk bapak dan ibu yang telah lulus seleksi sebagai pelatih nasional dan selamat datang diacara workshop ini," ucap Siswato mengawali pidatonya.
Ka.Badan Litbangkes menjelaskan bahwa Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan riset berskala nasional berbasis komunitas yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI.
Juga Siswanto menyampaikan bahwa riset ini telah dilakukan dengan periode berkala yaitu tahun 2007, 2010, dan 2013, namun pada tahun 2018 nanti dilakukan berintegrasi dengan Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Hasil Riskesdas akan dimanfaatkan untuk perumusan berbagai kebijakan kesehatan baik di tingkat pusat (nasional), provinsi, maupun kabupaten/kota, dan mengukur Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Indonesia, terang Siswanto.
Selain itu hasil riskesdas tahun 2018 akan digunakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2019-2024, tambahnya.
Selanjutnya Siswanto memaparkan bahwa Riskesdas 2018 ini sangat penting untuk: 1) menilai perubahan indikator terkait derajat kesehatan tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota, 2) menilai perubahan indikator risiko terhadap derajat kesehatan tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, 3) menilai perubahan Indeks (IPKM) hasil pembangunan kesehatan tingkat kabupaten/kota.
"Saya tegaskan agar bapak dan ibu selaku pelatih nasional harus mampu mentransfer ilmu pada enumerator dan tolong diingatkan agar enumerator tidak mengubah-ubah sampel, kalau ada masyarakat yang minta diperiksa kesehatannya, katakan ini bukanpengobatan massal", terang Siswanto.
Penting sekali untuk menjaga validitas internal, dimana riset ini harus mampu mengukur apa yang harus diukur, juga bapak dan ibu harus mengingat bahwa dalam penyampaian ini jangan terjadi distorsi komunikasi.
"Harapan saya, informasi dari tim teknis, kepada pelatih utama, selanjutnya ke pelatih nasional dan seterusnya kepada enum tidaboleh berubah informasi", lanjutnya.
"Bapak dan ibu adalah peneliti, intinya pecinta kebenaran. Kebenaran secara filsafat, apa yang dicerna dalam otak sama dengankenyataan. Konkritnya apa yang enumerator tulis dalam kuesionerharus sama dengan kenyataan", ungkap Ka. Balitbangkes.
"Tolong diingat juga Etika peneliti yaitu cinta kebenaran dan saya harapkan apa yang bapak, ibu kerjakan akan menjadi amalan untuk hari akhirat kelak," tambahnya.
Penutup arahannya, Siswanto membacakan sebuah pantun: "jalan-jalan ke kota talas, bersuka ria di saung lentera, mari sukseskan riskesdas 2018".
Acara pembukaan dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh dr.Siswanto, MHP, DTM, pertanda acara workshop pelatihah nasional resmi dimulai.
Penulis: T. Iskandar Faisal.