Asmat,
IMC - Letkol Laut (K) dr. Aminuddin Harahap, S.P. AM,
Tr.Hanla Dantim Kes gelombang III Satgas Kes TNI Asmat dalam laporannya, Selasa
(27/02/18), kepada Kepala Puskes TNI: Mayor Jenderal TNI dr. Ben Yura Rimba,
MARS, bahwa salah satu tugas pokok yang ditekankan kepada Tim Kesehatan
Lapangan yang diterjunkan ke Distrik- distrik adalah memantau pertumbuhan berat
badan semua pasien, yang berada di post perawatan gizi buruk, baik yang dirawat
di Puskesmas atau di RSUD Agats.
Pemantauan ini penting untuk
mengetahui apakah memang semua anak yang dikeluarkan dari perawatan mendapatkan
nutrisi yang cukup dan pertambahan berat badan yang sesuai pada fase
rehabilitasi. Dalam tatalaksana gizi buruk memang perawatan mulai dari fase
stabilisasi, transisi, fase rehabilitasi, fase tindak lanjut, memerlukan
waktu enam (6) bulan.
Namun demikian, pasien gizi buruk
dapat dipulangkan bila dalam perawatan berat badan sudah naik lebih dari 5
g/kgBB/hari selama 3 hari berturut2, selera makan baik, bisa senyum, sudah
berada pada kondisi gizi kurang, dan lain-lain.
Dari laporan awal Tim Distrik Kamur
Ibu Diah ahli gizi dari Kemenkes, melaporkan bahwa dari 10 anak pasca
perawatan gizi buruk ternyata didapatkan bahwa 1 (10%), tetapi sebagian
besar 9 anak (90%) berat badannya turun. Dan menurut bu Diah kesembilan
anak tersebut perlu dirawat ulang, karena disamping untuk memastikan kecukupan
nutrisinya, beberapa anak ada yang disertai mual dan diare.
Upaya yang dilakukan oleh Tim Keslap
TNI Kemenkes adalah melakukan edukasi, karena orangtua tidak berkenan untuk
untuk dirawat lagi meskipun di Puskesmas setempat.
Salah satu hal menarik yang
ditemukan bu Diah dan mungkin penyebab dari kegagalan tatalaksana gizi buruk
ini adalah, bahwa dari hasil interview yang didapat adalah susu/ nutrisi yang
dibekali untuk anak pasca rawat inap ternyata bukan diminum oleh anaknya, tetapi
diminum oleh bapaknya.
Masih butuh waktu lebih untuk
mengatasi gizi buruk ini, karena bukan hanya undernutrition, tetapi berkaitan
dengan perilaku/ budaya. Untuk capaian yang optimal dibutuhkan pendekatan yang
holistik.
Sementara itu Kapendam XVII/Cend
Kolonel Inf Muhammad Aidi menjelaskan, bahwa berdasarkan laporan yang diterima
posko Satgas TNI Asmat, hari ini Tim Keslap Distrik Suator melakukan penelusuran
ke Desa Bubis, yang bergerak dari distrik pukul 08.00, dan tiba pukul 11.00, yang
artinya butuh 3 jam untuk mencapai desa tersebut.
Meskipun demikian Tim yang terdiri
komponen TNI dan Kemenkes yang dipimpim oleh Letda Laut (K) dr.
Tino ini, dengan penuh dedikasi memberikan pengobatan umum, penimbangan
balita, pemantauan pasien gizi buruk paska perawatan dan pemberian PMT.
Dari hasil kegiatan tersebut,
pelayanan pasien umum terlayani 23 pasien. Dari hasil pemantauan antropometri
didapatkan satu kasus gizi buruk, untuk kasus ini diberikam susu, PMT, dan
vitamin oleh ahli gizi dari Kemenkes.
“Dengan kegiatan penelusuran ke
kampung-kampung yang ada di distrik ini, diharapkan cakupan layanan
semakin tinggi, dan pemetaan permasalahan kesehatan semakin representatif untuk
tanah Asmat,” kata Aidi penuh harap.
Sumber:
Kapendam XVII/Cend, Muhammad Aidi