Ini Kata Bang Achunk Untuk Anak Betawi di Ulang Tahun Ke-6 Paguyuban Persatuan Betawi

Wawancara Bang Achunk dengan
awak media
Jakarta, IMC - Dalam rangka mempererat tali silaturahmi paguyuban Batawi se-Jabodetabek, Persatuan Betawi (PB) menggelar Ulang Tahun ke-6 nya di Gedung Ex. Kodim Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (14/01/2018).

Paguyuban yang lahir dari media sosial tersebut, setiap tahunnya mengadakan ajang tatap muka atau yang biasa disebut kopi darat (kopdar).

Seperti tahun sebelumnya, atraksi kesenian Betawi pun ikut memeriahkan acara milad PB pada tahun ini, seperti Tarian Betawi, Keroncong dan Debus serta unjuk kebolehan seni bela diri silat oleh para jawara Betawi.

Acara kesenian Betawi yang ikut memeriahkan acara
Hadir dalam acara itu, Nur Rochmat (41) selaku Ketua komunitas Persatuan Betawi. Dalam sambutannya, Rahmat, yang kerap disapa Achunk itu, mengajak kepada seluruh warga Betawi untuk bersatu padu menjaga dan memajukan tanah Jakarta dan budaya Betawi secara religius walau berbeda nama organisasi atau paguyubannya. Sebab kata Achunk, di tanah Betawi tidak ada Kepala Sukunya. Maka yang dianggap kepala suku oleh masyarakat Betawi adalah Para Ulama/Habib.

Paguyuban yang kesehariannya aktif di media sosial facebook ini, selalu membahas tentang kondisi perkembangan yang ada. Dan satu sama lain, di sela canda mereka juga saling mengingatkan dan memberikan nasihat. Sebab, dalam grup media sosial tersebut ikut nimbrung (red-bergabung) beberapa tokoh Betawi seperti Biem Benyamin dan dari Bamus Betawi lainnya.

"Dengan aktifnya PB di sosial media, kita tunjukan bahwa Anak Betawi itu santun, humoris dan supel. Karena sosial media itu, kan dilihat banyak orang. Harus kita tunjukkan yang baik-baiknya dari Betawi. Walau kadang ada beberapa anak Betawi yang suka 'sal nyeletuk', nah yang model begitu, kita rangkul dan arahkan," kata Achunk.

Dalam wawancaranya kepada awak media, Achunk menegaskan, bahwa Paguyuban Persatuan Betawi juga merangkul mereka yang bukan asli darah Betawi. Paber's, sebutan untuk paguyuban ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bersilaturahmi. Asalkan tetap harus menjaga norma-norma yang ada.

"Intinya, melalui wadah paguyuban ini kita selaku anak betawi harus bermetode syariat. Al Qur'an dan Sunnah kita jadikan pedoman. Karna disitulah kebenaran nya," ujarnya.

Selain kesenian Betawi yang ditampilkan, acara tersebut diselingi tausiyah oleh Habib Faishol Bin Agil Al Haddad dan ditutup dengan acara ramah tamah menjelang senja.

Penulis : Wartawan IMC Jakarta, Arief/CSP
Editor : Valentino

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال