Ratusan Nelayan Peudada Protes Ke PT Bartel Indonesia dan Perusahaan Repsol



Pidie Jaya, IMC - Puluhan nelayan Bireuen dari Kecamatan Peudada mendatangi kantor PT Bartel Indonesia dan Perusahan Repsol Talisman di Gampong Mesjid, Kecamatan Triegandeng Pidie Jaya, Jumat,(15/12/2017).


Para nelayan dari Peudada merasa kecewa terhadap perusahaan Repsol dan PT Bartel Indonesia karena tak membanyar rumpon laut (unyam) para nelayan sepanjang aliran eksplorasi minyak dan gas oleh perusahaan Repsol di pesisir pantai Bireuen, Pidie Jaya, Aceh Pidie.

"Manajer kalian mana, janji kalian  3 bulan uang ganti rugi unjam(Rumpon) kami para nelayan sudah dibayar sebagai biaya kompensasinya. Akan tetapi ini sudah 5 bulan biaya unjam kami yang sudah dipotong oleh kapal perusahaan kalian kenapa kami belum lunas dibayar,"kata pawang Mardani dengan nada marah.

Pawang Mardani dengan luapan penuh emosi memaki-maki para direksi  PT Bartel Indonesia dan perusahaan Repsol. 

Para nelayan marah dan kesal karena para nelayan menilai PT Bartel Indonesia dan perusahaan Repsol telah mempermainkan mereka para nelayan dengan sering mengulur ngulurkan janjinya akan diselesaikan selama kurang lebih 6 bulan Rumpon sebagai tempat kami mencari rezeki berlabuh jaring di laut sudah kalian potong tanpa bisa mempertanggungjawabkan janji tepat waktu diselesaikan proses pembayaran secara tuntas, tapi apa yang kami rasakan selama ini dengan kesabaran malah tidak dihargai dan dihormati sesuai komitmen awal dengan pihak kami selaku pihak mewakili nelayan di Kuala Lhok Peudada.

Mardani didampingi beberapa nelayan mengatakan saat ini mereka sudah di bohongi oleh PT Bartel Indonesia dan Perusahaan Repsol, mata pencarian mereka sudah hilang karena rumpon sudah rusak. Selain itu dirinya juga mengatakan kedatangan mereka ialah untuk mencari hak keadilan karena dugaan kami merasa sudah dibohongi oleh Perusahaan Kapal Servei Minyak dilepas pantai di wilayah laut perairan Kabupaten Bireuen.

"Kami rugi,hak kami tak dibayar. Anak dan isteri kami makan apa. Janji waktu 3 bulan ini sudah 5 bulan belum dibayar,"ungkap Mardani. Sementara itu dari PT Bartel Indonesia Andre Rahman saat dikonfirmasi media ini terkait protes para Nelayan mengatakan pihaknya menghitung plampong Unjam(Jumlah Plampong Rumpon) berdasarkan yang diturunkan oleh pihak kapal.

"Kami memproses sesuai yang diturunkan pihak kapal. Mulai proses verifikasi maupun adminitrasi, masalah cukup tidak cukup itu urusan orang kapal," jelas Fasilitator PT Bartel Indonesia.

Andre Rahman mengakui pihaknya sebelumnya pernah berjanji saat sosialisasi waktu selama tiga bulan. Tiga bulan ini pihakya merujuk pada hasil dari laporan tim Survey L Musa. Mengenai keterlambatan kata Andre saat ini pihaknya belum bisa memberikan jawaban karena itu pembayaran bukan pada pihaknya. 
Amatan media ini belasan Nelayan yang sudah emosi akhirnya diperoleh kesepakatan damai.

Pihak PT Bartel berjanji pada hari senin lusa akan mempertemukan masyarakat dengan Perusahaan Repsol Talisman Agus dan dari PT Bartel Indonesia Tajuddin beserta Panglima Laot Kabupaten Bireuen,Panglima Laot Lhok Kuala Peudada dan Pawang Boet(Tekong Kapal). Akhirnya para nelayan dari Lhok Kuala Kecamatan Peudada pulang menjelang waktunya Shalat Jum'at Dan sepakat akan kembali lagi pada senin lusa tanggal 18-12 mendatang untuk menyuarakan hak haknya segera dituntaskan secara transparan sesuai fakta jumlah rumpun yang sudah dirusak oleh Kapal Servei Minyak lepas pantai di Perairan laut Bireuen. 

Penulis : Bambang Herman

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال