Larantuka, IMC- Sejak Rabu,
12 April 2017 suasana Semana Santa sudah sangat terasa. ritual prosesi
cium Tuan Ma dan Tuan Ana pun dimulai pada Kamis, 13 April 2017 Siang,
Dua kapela yang menjadi tempat bertahktanya Tuan Ma dan Tuan Ana dikunjungi
ribuan peziarah umat Katolik yang datang dari berbagai daerah.
Ritual
pembukaan kapel oleh keturunan Kerajaan Larantuka pada hari Kamis yang
disebut dengan Kamis Putih ini, tak hanya diisi dengan doa yang khusuk tetapi
juga dengan tradisi Cium Tuan. Prosesi cium Tuan Ma dan Tuan Ana itu berlanjut
hingga Jumat, 14 April 2017 siang sebelum diantar ke Katedral Larantuka untuk
kepentingan Prosesi Semana Santa malam ini.
Prosesi Cium
Tuan Ma dan Cium Tuan Ana yang dilakukan sejak pukul 10.30 WITA itu dibuka
dengan ibadah sabda. Didampingi Confreria atau sosok yang disebut-sebut sebagai
Laskar Maria, Keturunan Raja Larantuka Don Lorenzo III yakni Don Andre III
Martinus Diaz Viera de Godenho (DVG) membuka ritual Upacara Tuan Muda.
Upacara
tersebut merupakan bentuk dari memudakan kembali patung Mater Dolorosa oleh
para Confreria atau Pesadu yang telah disumpah.
Setelah
Upacara Muda Tuan itulah pintu-pintu kapela kemudian dibuka dan umat Katholik
yang datang diberikan kesempatan untuk bertatap muka dengan Mater Dolorosa.
Disusul upacara cium atau pengucupan sebagai bentuk penghormatan kepada Bunda
Maria ibu Yesus.
Patung Tuan Ma
yang juga disebut Mater Dolorosa atau Bunda Berdukacita itu hanya dibuka setiap
tahun pada Hari Kamis Putih dan dikunjungi Umat Katolik. Munculnya Bunda yang
Berdukacita setahun sekali ini memberikan arti sebagai sebuah devosional penuh
tobat,ungkapan syukur dan harapan untuk hidup ke depannya.
Umat Katolik
yang datang itu mulai berdesak-desakan dan bergilir untuk menunggu perjumpaan
yang dianggap sebagai bentuk ungkapan kerinduan itu. Sebuah kecupan yang
diberikan jemaat kepada Tuan Ma, yang disebut dengan Cium Tuan itu, menjadi
penutup perjumpaan.
Prosesi Cium
Tuan Ma itu terlebih dulu dilakukan oleh Presidenti Confreria, Raja Ama Koten
dan keluarga, Tuan Mardomu Pintu Tuan Ma dan para ketua suku-suku Semana dan
Perangkat Kapela. Setelah semua itu barulah umat Katolik yang datang menggikuti
upcaara yang dinilai sangat sakral itu.
Prosesi cium
Tuan Ma akan dilanjutkan dengan prosesi Cium Tuan Ana di Kapela Tuan Ana yang
letaknya tidak jau dari Kapela Tuan Ma.
Peziarah yang
datang membuka alas kaki. Persis di depan kedua kapela itu semua berlutut dan
berjalan dengan lutut menghampiri tempat pentahktaan Tuan Ma dan Tuan Ana.
(Bataona)