Jakarta, IMC — Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Adhyaksa memberikan penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Barat, Hendri Antoro, S.Ag., S.H., M.H., atas dukungannya yang dinilai berperan penting dalam keberhasilan Tim Peradilan Semu STIH Adhyaksa pada ajang National Moot Court Competition (NMCC) Piala Abdul Kahar Mudzakkir XI tahun 2025.
![]() |
Terima Penghargaan, Kajari Jakbar Pilih Puji Prestasi Mahasiswa STIH Adhyaksa |
Penyerahan penghargaan berupa
sertifikat ucapan terima kasih dilakukan langsung oleh Ketua STIH Adhyaksa,
Hasbullah, kepada Kajari Hendri Antoro dalam sebuah seremoni sederhana di
Kampus STIH Adhyaksa, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas bimbingan, dukungan, serta arahan yang telah diberikan Kajari selama proses persiapan dan pelaksanaan kompetisi. Dukungan tersebut turut mendorong Tim STIH Adhyaksa tampil gemilang dan meraih hasil membanggakan dalam ajang bergengsi tingkat nasional tersebut.
Namun secara rendah hati, Hendri
Antoro menyampaikan bahwa apresiasi tersebut seharusnya diberikan kepada para mahasiswa
yang telah berjuang dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam kompetisi.
“Sebenarnya bukan kami yang layak
diapresiasi, justru kami yang datang untuk mengapresiasi pencapaian luar biasa
adik-adik mahasiswa. Mereka sudah menunjukkan bahwa STIH Adhyaksa mampu
bersaing di level nasional,” ujar Hendri saat diwawancarai, Jumat (18/7/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Hendri
menegaskan komitmen Kejaksaan Negeri Jakarta Barat untuk terus berkolaborasi
dengan STIH Adhyaksa dalam membina dan memperkuat kemampuan praktikum
mahasiswa, khususnya dalam hal simulasi peradilan dan pemahaman hukum acara.
“Kami sangat terbuka jika STIH
berkenan melibatkan kami dalam berbagai kegiatan akademik. Kami siap
membersamai mereka, agar pengalaman praktik mereka semakin tajam dan realistis,
termasuk mengenalkan dinamika persidangan yang sering terjadi di lapangan,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya
mahasiswa memahami praktik peradilan secara utuh. Tidak hanya dari sisi
teoritis, tetapi juga dengan mengenal perbedaan antara prosedur hukum yang
ideal dan realitas praktik di persidangan.
“Saya ingin mereka tidak hanya
memahami hukum secara tekstual, tetapi juga kontekstual. Mana yang menjadi
pakem acara, mana yang praktik lapangan — itu penting dikenalkan sejak dini,”
tambahnya.
Lebih jauh, Hendri mengungkapkan
bahwa keberhasilan STIH Adhyaksa tidak lepas dari kekuatan identitas kampus
yang lahir dari rahim institusi Kejaksaan. Keterkaitan historis ini menjadi
modal besar dalam membentuk mahasiswa yang unggul dalam praktik hukum.
“STIH Adhyaksa lahir dari semangat
kejaksaan. Ini menjadi kekuatan tersendiri. Apalagi jaksa setiap hari
bersentuhan langsung dengan praktik hukum di persidangan. Itu bisa menjadi role
model nyata bagi mahasiswa,” kata Hendri.
Ia juga memuji kemampuan para
mahasiswa dalam memerankan berbagai peran dalam simulasi persidangan — tidak
hanya sebagai jaksa, tapi juga sebagai hakim, panitera, saksi, hingga terdakwa.
“Kemampuan memainkan seluruh peran
menunjukkan kematangan pemahaman terhadap mekanisme sidang. Ini juga memberi
gambaran nyata tentang kompleksitas peradilan,” ucapnya.
Menutup pernyataannya, Kajari
Jakarta Barat berharap agar prestasi yang telah diraih STIH Adhyaksa dapat
menjadi titik awal untuk peningkatan kualitas akademik dan kompetisi ke depan.
“Prestasi ini harus terus dirawat
dan ditingkatkan. Dari sekian kriteria yang ada, tinggal sedikit hal teknis
yang perlu disempurnakan. Dan saya yakin, STIH Adhyaksa mampu mencapainya,”
pungkas Hendri. (Muzer)