Jakarta, IMC Net - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Senin (3/3) menyebabkan banjir di sejumlah titik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa hingga pukul 22.09 WIB, sebanyak 117 Rukun Tetangga (RT) terdampak banjir, dengan ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 180 cm.
Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyatakan bahwa dua ruas jalan di ibu kota juga masih tergenang, menyebabkan kemacetan dan gangguan lalu lintas. Sementara itu, sedikitnya 3.384 jiwa terpaksa mengungsi ke lokasi-lokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah. (Sumber: Tempo)
Kondisi Terkini di Jakarta
Menurut laporan Tirto.id, banjir merendam sejumlah kawasan di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Beberapa titik yang terdampak parah meliputi:
Jakarta Timur: Cipinang Melayu, Cawang, dan Kampung Melayu.
Jakarta Barat: Duri Kosambi dan Kedoya Utara.
Jakarta Selatan: Kemang dan Pejaten Timur.
Penyebab utama banjir di wilayah ini adalah curah hujan ekstrem serta meluapnya beberapa sungai, seperti Sungai Ciliwung dan Kali Pesanggrahan. (Sumber: Tirto)
Dampak di Bekasi dan Sekitarnya
Di Bekasi, banjir juga merendam sejumlah perumahan dan fasilitas umum. Sebuah rumah sakit terdampak, memaksa pihak rumah sakit untuk mengevakuasi pasien serta melakukan pemadaman listrik di beberapa bagian gedung guna menghindari risiko korsleting. (Sumber: Reuters)
Pemerintah Kota Bekasi bersama tim gabungan telah mengerahkan pompa air serta perahu karet untuk membantu evakuasi warga.
Upaya Penanggulangan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah meningkatkan status siaga banjir ke level tertinggi kedua. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BNPB bekerja sama dengan BMKG untuk melakukan operasi modifikasi cuaca guna mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek.
“Langkah mitigasi terus dilakukan, termasuk pengoperasian pompa air di berbagai titik rawan banjir serta peningkatan kapasitas drainase kota,” ujar Pramono dalam konferensi pers, Selasa (4/3).
Banjir kali ini disebut sebagai yang terparah sejak 2020, ketika lebih dari 60 orang meninggal akibat curah hujan ekstrem yang mencatat rekor tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1866. (Sumber: Reuters)
Pemerintah dan instansi terkait mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, memantau informasi resmi, dan mengikuti arahan petugas guna menghindari risiko lebih lanjut.
—
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
BPBD DKI Jakarta
BNPB Indonesia