Dosen Sekolah Vokasi IPB University Latih Santri Pondok Pesantren Buat Biopori dan Kompos




Jakarta, IMC
- Dosen Sekolah Vokasi IPB University mengunjungi Pesantren Thoyyibah Al-Islami, Bogor. Kunjungan ini termasuk dalam kegiatan Dosen Mengabdi untuk melatih santri putra dalam mengelola sampah organik di lingkungan pondok pesantren.


Dosen Sekolah Vokasi IPB University yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ika Resmeiliana, SHut, MSi dari Program Studi Analisis Kimia (KIM), Yudith Vega Paramitadevi, ST, MSi dari Program Studi Teknik Lingkungan dan Manajemen (LNK), Fany Apriliani, SE, MT dari Program Studi Manajemen Industri (MNI), dan drh Henny Endah Anggraeni, MSc dari Program Studi Paramedik Veteriner (PVT)

.


Dalam pengelolaan sampah, Ika Resmeiliana menjelaskan tentang 3AH, yaitu Cegah, Pilah, dan Olah. Sampah terklasifikasi atas sampah organik dan anorganik.  “Penanganan sampah anorganik dapat dilakukan dengan cara menyalurkan sampah melalui bank sampah, sedekah sampah dan untuk daur ulang. Sedangkan penanganan sampah organik, para santri dapat mengubur, menjadikan campuran untuk pakan ternak, membuat biopori dan komposter,” tegas Ika dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Selasa ( 8/11/2022 )

Dalam kegiatan ini, para santri dan pengurus pesantren melakukan praktik membuat biopori di area halaman pesantren, dengan kedalaman ideal 90 cm, diameter lubang sekitar 20 cm, serta jarak antar Biopori sekitar 0,5 - 1 m. Lubang Biopori dapat diisi dengan sampah organik, seperti sampah dedaunan hingga sampah dapur domestik.

“Biopori bermanfaat mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah dan memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan. Tujuannya adalah untuk mengurangi limpahan air tanah turun ke sungai dan membantu mencegah banjir,” pungkas Ika.

Praktik pengolahan sampah organik yang tidak kalah penting juga adalah pembuatan kompos. Yudith Vega mengajarkan para santri dan pengurus pesantren membuat kompos dengan media komposter. Sampah organik yang dimasukkan ke media komposter berasal dari daun-daun kering serta sisa-sisa makanan di pesantren.  Lebih lanjut, Yudith Vega menjelaskan terkait bahan-bahan untuk membuat kompos seperti materi cokelat (sumber karbon) dan materi hijau (sumber nitrogen).

Para santri sangat antusias mengikuti praktik pembuatan biopori dan kompos. Para dosen menyerahkan secara langsung peralatan untuk pembuatan biopori dan kompos kepada pengurus pesantren agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam jangka panjang. Nantinya, biopori dapat menghasilkan pupuk padat, sedangkan media komposter dapat menghasilkan pupuk padat dan cair yang nantinya dapat bermanfaat bagi pesantren. (Rls/ Zul/ RSH)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال