Akademisi IPB University Sebut Pesantren Seharusnya Menjadi Lokus dan Role Model Penyediaan Pangan Mandiri




Bogor, IMC - Pesantren memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan bagi sektor pertanian. Namun, pesantren belum banyak dioptimalkan sebagai salah satu produsen ataupun sumber calon petani milenial. Padahal, jumlah petani muda semakin menurun. Dengan keunggulan dan karakteristik yang dimiliki, bertani di pesantren ini merupakan suatu hal yang mesti didorong bersama-sama.

Prima Gandhi, SP, MSi, Dosen Sekolah Vokasi IPB University menjelaskan bahwa pendidikan di pesantren cenderung lebih merdeka dibanding lembaga pendidikan lain. Pendidikan pertanian seharusnya dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pesantren. Para santri mendapatkan pendidikan terkait efisiensi dan efektivitas budidaya pertanian.

“Bila proses-proses pemberdayaan masyarakat ini digalakkan di pesantren, setidaknya mereka sudah dapat berdaulat pangan atas kehidupan semua stakeholder yang ada di pesantren,” ujarnya dalam Webinar Propaktani dengan topik “Best Practice dan Success Story Pertanian di Pesantren“ oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI,  (21/06).

Menurutnya, pesantren memiliki nilai strategis dan menjadi pasar yang sangat potensial. Nilai ekonomi ini mestinya dapat dimanfaatkan, minimal agar bisa menghasilkan nilai tambah. Pesantren dapat mengelola komoditas hortikultura dan produk olahannya yang bernilai tambah.

Ia menambahkan, pemberdayaan masyarakat di pesantren diorientasikan pada peningkatan kesejahteraan pesantren dan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui aktivitas dalam rangka penyiapan sumberdaya manusia yang mandiri.  “Para santri akan diberikan pelatihan baik secara teori dan praktik langsung. Pengalaman dari dinas kabupaten, kota atau provinsi, banyak kegiatan dimana mereka harus menyediakan pangan di wilayahnya. Pesantren seharusnya dapat kita lirik sebagai lokus atau tempat untuk melakukan kebijakan-kebijakan tadi,” kata Prima.

Ia menerangkan bahwa ia memiliki rencana riset penelitian bersama mahasiswa di pesantren. Riset dan praktik yang dilakukan juga dapat menjadi wadah transfer ilmu kepada para santri. Kegiatan ini harus digalakkan oleh pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga masyarakat yang bergerak di bidang pertanian. Pesantren harus bisa dioptimalkan karena sudah memiliki aset tetap dan pasarnya sudah tersedia.

Ia menjelaskan bahwa sektor usaha pesantren di bidang pertanian dan perikanan masih berada pada angka 13,7 persen dan seharusnya dapat ditingkatkan lagi. Ke depan, sektor usaha pertanian di pesantren perlu diseriusi dan dibuat model teladan dalam rangka mengurangi ketergantungan impor.  “Bila ada inisiasi kerjasama antara pesantren dan dinas pertanian daerah maupun provinsi untuk tanaman pangan, pasti akan didukung terutama terkait dengan kelangkaan dari komoditas pertanian,” tambahnya. (MW/Zul)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال