Potret Bisnis di tahun 2020 dan Meneropong Bisnis 2021

 


Jakarta, IMC - Musibah Pandemi Covid-19 tidak terasa sudah setahun menjajah bangsa Indonesia dan negara-negara lainnya, tidak hanya korban jiwa, perekonomian negara-negara pun terkena dampaknya. Covid-19 ibarat tinju telah memukul telak bahkan pukulannya banyak meng-KO-kan para pelaku usaha, tidak hanya kalangan atas namun kalangan bawah pun ikut terkena imbas.

Pola hidup berubah, cara berjabat tangan, pemakaian masker, tata cara ibadah pun mempunyai aturan sesuai dengan protokol kesehatan, dan entah sampai kapan pandemi ini berakhir.

Para pelaku usaha teriak, menjerit karena saat awal PSBB di awal bulan Maret 2020 pertokoan tidak dibolehkan buka, sedangkan sewa tempat tetap berjalan, para pedagang banyak menangggung beban namun tidak ada pemasukan.

 [next]


Berjalannya waktu dipertengahan tahun 2020 saya menyempatkan diri datang ke beberapa tempat usaha terutama usaha kecil menengah.

Warung makan sekitar kampus di Jakarta Barat semua tutup, ada yang memaksakan buka tapi hanya beberapa hari akhirnya tutup lagi, karena tidak ada pembeli. Foto Copy juga mengalami hal yang sama, toko kertas besar tutup, restoran di Mal banyak tutup, Pangkas Rambut mengalami penurunan karena anak-anak sekolah tidak ada yang berangkat ke sekolah semua melalui online atau dikenal daring sehingga banyak anak usia sekolah sekarang yang gondrong rambutnya. 

Pedagang disekitar hotel di Jabodetabek juga sama, biasa menjual makanan seperti soto dan lainnya saat ini mereka lebih banyak jual mie instant, kopi seduh saja, mereka sudah masak makanan macam-macam tapi lebih banyak sisa dan basi karena banyak karyawan hotel yang di rumahkan. Penjual jasa seperti Sol Sepatu pun mengalami dampak sama, seperti Bapak Lasdi, beliau mengadu nasib dari Garut ke Jakarta dengan keliling perbaiki sepatu biasa dikenal dengan sol sepatu, beliau keluar dari kosannya di daerah Pasar Grogol pukul Lima pagi dan pulang pukul Lima sore, hampir setiap hari sama sekali tidak ada yang perbaiki sepatu atau sandal, bahkan Pak Lasdi menyapa ibu-ibu dengan menawarkan “bu ada sepatu yang mau di sol”, dan hampir semua jawaban sama “pak, gak ada sepatu yang rusak, karena anak saya sekolah online”.

 [next]

Sangat miris sekali, para sahabat, saudara banyak yang berkeluh kesah terutama saat awal pandemi, banyak sahabat yang bekerja di usaha Travel Agent, tidak ada pekerjaan karena tempat-tempat wisata banyak ditutup,  kebetulan saya membuka usaha konsultan bisnis untuk UMKM dengan biaya gratis, jadi informasi maupun permasalahan banyak saya terima.

Pelaku usaha yang selalu banyak peminat, warung makan siap saji dengan harga merakyat pun terkena imbasnya,   sekitar 10.000 warung tegal (Warteg) berpindah ke Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (https://economy.okezone.com:Kamis 12 November 2020) karena tidak kuat lagi untuk perpanjang biaya sewa di Jakarta. Saya pun mencoba mencari tau, dari kunjungan saya ke beberapa warteg di Jakarta, saya sempat mampir makan selama kurang lebih 1 jam disetiap warung, temuan saya memang betul, dari pembicaraan saya dengan pelayan dan juga pemilik warteg mereka bilang mengalami penurunan yang drastis, saya liat sendiri bagaimana para pengunjung  hampir semua makan dengan menu yang sangat sederhana, seperti: nasi, gorengan dan kuah saja, jarang yang pesan ayam, ikan, ada juga beberapa yang pakai telur ayam dan pengunjung pun tidak seramai sebelum pandemi. Pemilik warteg pun memberikan komentar dengan kondisi yang sangat prihatin, biasa dari pagi, siang, sore pengunjung penuh, bisa masak menu berkali kali dalam satu hari, ini sekali pun tidak habis. Ada yang berpindah haluan usaha lain tapi tetap saja tidak ada perubahan akhirnya banyak yang pulang kampung menjadi petani atau kerjaan lainnya.

Bagaimana dengan pengusaha besar, dari beberapa sumber yang saya dapat banyak sekali perusahaan besar seperti Hipermart diakhir tahun yang merugi sampai 219,25 Miliar dan menutup beberapa cabangnya, sudah melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan bisnisnya dan akhirnya merugi karena daya beli masyarakat memang saat ini menurun.

Di Banten 74 perusahaan tutup yang mengakibatkan PHK (Kompas.com - 12/10/2020) perusahaan tidak kuat menanggung biaya gaji karyawan, juga di beberapa daerah banyak hal yang sama.

Nasib dibeberapa negara lain pun demikian, perusahaan yang sudah berdiri 200 tahun lebih yang dipercaya membuat pakaian presiden Amerika pun terkena dampaknya, tidak bisa bertahan hingga tutup, juga 46 Perusahaan  raksasa bangkrut (detikFinance Minggu, 23 Agu 2020) dan masih banyak lagi perusahaan terkena pukulan KO oleh Covid-19.

Dari temuan saya di lapangan dan dari beberapa sumber yang ada, maka bila diteropong ditahun 2021 dengan pandemi masih tidak mau pergi di muka bumi ini, akibatnya akan semakin bertambah perusahaan yang tergerus. Mungkin saat ini masih banyak perusahaan yang modalnya masih kuat dan bisa bertahan, tapi sampai kapan. Dengan pemasukan yang semakin menurun sedangkan pengeluaran perusahaan tidak berkurang maka berakibat perusahaan tidak kuat untuk bertahan.

Saat ini perusahaan harus lebih cerdas, bagaimana keluar dari permasalahan, harus merubah strategi, lebih kreatif, seperti dalam youtube saya, mengenai burung elang, pada usia sudah 40 tahun maka paruh dan kuku semakin panjang yang mengakibatkan sulit untuk menangkap mangsa dan juga mematuk mangsanya, maka burung elang mematahkan paruhnya dan memotong kukunya, jika tidak ia akan mati. Sama halnya seperti kita menonton film Satria Baja Hitam, jika tidak berubah maka ia akan mati, HULK raksasa hijau, pada saat terdesak ia akan berubah jika tidak mati. Nah saatnya pelaku usaha berfikir cerdas, cari celah dan peluang dibalik musibah ini.

Untuk bisnis yang dapat bertahan dan bisa maju seperti saya kutip  dan persingkat dari  buku saya “Bisnis Zaman Now” yaitu:

1. Bisnis berdasarkan hobi

Jika hobi kita ikan hias atau burung kita dapat menyalurkan hobi kita dengan membuka usaha ikan hias juga pakannya, karena hampir semua pedagang ikan hias atau burung, pendapatannya lebih banyak dari pakannya. dan saat ini peminat ikan hias lagi ramai.

2. Bisnis adanya masalah dan musibah

Dibalik masalah dan musibah selalu ada rezekinya, seperti saya membuka usaha masker, juga saat ini yang lagi ramai usaha alat kesehatan, alat cuci tangan , frozen food dan lainnya.

3. Bisnis adanya kebutuhan dari diri sendiri

Usaha Laundry:  karena sibuk tidak sempat mencuci, sulitnya mencari dan mempercayai pembantu rumah tangga, laundry lah solusinya, dari beberapa tempat yang saya kunjungi hampir semua dapat bertahan, juga usaha ekpedisi bisa menjadi pilihan usaha saat ini.

4. Bisnis karena keahlian,

Service mobil, saat ini masyarakat enggan ke bengkel, jadi dapat membuka usaha service panggilan.

Masih banyak usaha-usaha lainnya yang dapat dipertahankan dan dibangun di tahun 2021 ini seperti saya membuka usaha percetakan yang menyediakan kebutuhan dari orang lahir sampai tutup usia, seperti bayi lahir ada aqiqah banyak yang memesan undangan dan souvenir, anak ulang tahun, khitanan, menikah sampai meninggal saya siap cetak yasin. Beberapa anak didik saya menjadi pelaku usaha untuk kebutuhan cetak dibotol, gelas cetak disaya, perusahaan frozen food ternama hampir setiap hari cetak kebutuhan promosinya di percetakan saya, jadi kebutuhan mengenai cetak, souvenir dan lainnya saya siap bantu, maka dari itu usaha saya terus berjalan dengan selalu berkreasi dan berinovasi.  

Usaha makanan yang siap antar dan kerjasama dengan gofood, grabfood dan lainnya, juga usaha yang dapat dijalankan atau dijual dengan online, sembako pun saat ini sudah ada yang menjual online, kebutuhan rumah tangga, kantor dan hampir semua sudah melakukan penjualan secara on-line,  karena kerumunan tidak dibolehkan, masyarakatpun enggan ke luar rumah dikhawatirkan tertular virus corona, jadi usaha online  menjadi pilihan untuk saat ini.

Semoga pandemi ini segera berakhir, agar semua manusia dapat hidup normal dan tenang kembali, perekonomian dan para pelaku usaha dapat tumbuh kembali, ibarat kemarau panjang yang membutuhkan turunnya hujan,  semoga Tuhan YME dapat menghapus musibah ini secepatnya, aamiin.

 

Semoga bermanfaat.

 

Penulis:

Firdaus, SE, ME

Praktisi, Akademisi & Motivator Bisnis

FB:firdausdaus

Youtube tentang bisnis: firdauslpg

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال