Memimpin dengan Hati, Model Kepemimpinan Sukses


Oleh: T. Iskandar Faisal*

Memimpin adalah mempengaruhi orang lain agar orang lain mau mengikuti kemauan kita sebagai seorang pemimpin. Memimpin tidaklah mudah karena setiap orang yang dipimpin memiliki kemauan yang berbeda. 

Sukarnya memimpin karena harus mempengaruhi orang yang dipimpinnya, sehingga adakalanya seorang pemimpin menggunakan cara yang tidak baik, misalnya menggunakan uang. 

Para anak buahnya diberi uang, baik berupa gaji, insentif, bonus atau uang lebaran atau apa pun namanya, agar anak buahnya mau melaksanakan pekerjaan yang diberikannya. Ketika uang sudah bermain maka orang yang telah menerima uang akan mengikuti perintah pimpinan yang memberikan uang itu.

Menggerakkan orang dengan uang memang sudah dilakukan oleh pemimpin sejak zaman dulu dan sampai saat ini juga masih dipraktekkan. 

Cara ini  memang mudah dilakukan oleh siapapun dengan syarat memiliki uang namun cara itu akan melahirkan hubungan yang tidak sehat, dimana hubungan antara atasan dan anak buah menjadi serba uang. Artinya seseorang menjalankan tugasnya ketika akan mendapatkan uang.

Memimpin dengan hati berbeda dengan uang. Memimpin dengan hati adalah pemimpin menggunakan perasaan, menghargai anak buah dan membuat suasana hati orang yang bekerja dengannya akan gembira dan merasa memiliki pekerjaannya.

Ketika seseorang memimpin dengan hati, maka pemimpin membangun cita-cita bersama. Cara inilah yang melahirkan kepemimpinan kolektif, anak buah pun akan bekerja penuh keikhlasan. 

Seseorang yang menggunakan hati dalam memimpin akan menunjukkan ketulusan, keikhlasan, penuh integritas dan berdedikasi tinggi terhadap instansi  yang dipimpinnya. 

Pemimpin yang memakai hati tidak akan menjadikan anak buahnya sebagai alat, tetapi dia akan memposisikan dirinya dalam rentang garis horizotal dimana semua pihak sebagai orang yang terhormat dan dia akan memberikan kesempatan anak buahnya mengembangkan diri dan berkarya sebaik-baiknya untuk kemaslahatan ummat manusia, bangsa dan negaranya.

Sebagai penutup, mari kita mengoreksi diri, apakah kita sudah memimpin menggunakan hati?, sudahkan kita memimpin dengan tulus, ikhlas, menghargai dan memperlakukan anak buah dengan hormat? 

Jika belum mari kita perbaiki diri, jangan jadikan diri kita sebagai pemimpin yang menggunakan uang semata untuk melanggengkan kekuasaan, semoga kita akan menjadi pemimpin yang akan membawa instansi yang kita pimpin menuju ke  gerbang kesuksesan.

*Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال