Prabowo di Mata Aktivis, Kisah Nizar Dahlan atas Prabowo Subianto



Jakarta, IMC - Prabowo Subianto, pendiri Partai Gerindra pasca Reformasi 1998 ini, disebut-sebut sebagai kandidat kuat Presiden RI 2019. Prabowo Subianto pantas menyandang predikat itu sebagai penyelamat bangsa dengan patriotisme yang di-ilhami dari mental prajurit yang ditempa secara berjenjang selama dinas di dunia militer. Hal itu dikatakan Dr. H. M. Nizar Dahlan, M.Si., mantan Anggota DPR RI periode 2004-2009 saat berbincang-bincang dengan IndonesiaMediaCenter.com di Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2019.




Nizar mengkisahkan Pak Prabowo Subianto itu, semenjak masih jadi Taruna AKABRI auranya sudah memperlihatkan akan jadi pemimpin dimasa depan. 

Dengan teman-teman sejawatnya pak Prabowo Subianto berhasil membuat AKABRI menjadi Hijo royo-royo sehingga menjadi perhatian Presiden Soeharto waktu itu. 

"Saya teringat ketika masih kuliah di ITB Bandung tahun 1974 ketika pak Prabowo Subianto sudah menyelesaikan pendidikan AKABRI, terjadi suatu musibah terhadap tokoh-tokoh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) yang waktu itu dipimpin oleh Almukarram Dr. Moh. Natsir mantan Perdana Menteri Pertama RI ketika mengadakan Rapat Dewan Dakwah Islam Indonesia di Kuningan Jawa Barat ditangkap oleh Tentara dengan tuduhan mau mendirikan Negara Islam," jelas Nizar.

"Padahal itu hanya semacam fitnah yang diembuskan oleh mereka yang tidak suka dengan Pak Natsir dan tokoh-tokoh Islam lainnya seperti Yunan Nasution, Syafruddin Prawiranegara, dan lain-lain," tegasnya.

Nizar menceritakan kisahnya saat itu.
"Kami mahasiswa Bandung mendapat kabar itu langsung berangkat ke Jakarta untuk menemui pak Prabowo Subianto pada waktu itu," katanya.

Dalam pertemuan dengan pak Prabowo Subianto, Nizar mengatakan "Mas Prabowo, sampeyan kenal gak sama pak Natsir mantan perdana menteri Indonesia?"

"Saya kenal baik, beliau adalah teman bapak saya,"  demikian Nizar menirukan jawaban pak Prabowo waktu itu.

"Memang kenapa?" tanya Prabowo

"Saya terangkan bahwa Dewan Dakwah Islam Indonesia sedang mengadakan rapat di Kuningan dituduh melakukan rapat gelap mau mendirikan negara Islam, padahal tuduhan itu tidak benar, "Tolong sampeyan bebaskan orang tua kita itu dengan yang lain-lainya" kata Nizar.

"Baik...kalian pulang ke Bandung, biar saya yang mengurusnya," kata pak Prabowo yang ditirukan Nizar. 

Lanjut Nizar, besoknya kami dapat kabar bahwa Pak Natsir beserta tokoh-tokoh ulama yang lain dibebaskan. 

"Alhamdulillah berkat pak Prabowo Subianto tokoh tokoh tersebut dibebaskan," kenangnya.

Nizar menceritakan bahwa dua ia sering diskusi dengan Prabowo di jalan Dempo.

"Dulu di Jalan Dempo saya sering ikut diskusi dengan pak Prabowo Subianto, kadang- kadang di Kartanegara dengan ayahanda pak Prabowo Subianto," ujarnya.

"Pak Ci panggilan Soemitro Djojohadikoesoeo seorang begawan ekonomi Indonesia. 
Prabowo Subianto, lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951 jiwa patriotnya adalah berasal dari ayahnya yang selalu  menanamkan prinsip-prinsip semangat juang kepadanya. Prabowo itu Pengagum Panglima Jendral Sudirman," jelas Nizar.

"Menjelang usianya yang ke-66 kita harapkan pak Prabowo Subianto kembali maju untuk calon Presiden RI," jelas aktivis tahun 1977/1978 ini.

"Tidak ada kata Pantang Menyerah sebelum kemenangan berada ditangan. Itulah motto Perjuangan Prabowo Subianto," imbuhnya.

"Selamat Ulang Tahun ke 66 Semoga panjang umur, bangsa ini membutuhkan mu untuk membawa rakyat Indonesia memiliki kedaulatan yang hakiki, membawa rakyat Indonesia yang multi kultur ini kearah yang lebih baik. Salam Perjuangan," kata Nizar yang juga Wakil Ketua Umum Rumah Prabowo 2019 ini menutup perbincangan. (syf/tim).

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال