Malang,
IMC -
Sebanyak tujuh Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta yang berada di Kota
Malang, Kamis (18/5/2017) yang lalu, bertekad mempertahankan NKRI dengan berjuang
keras memperebutkan piala bergilir Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang dalam rangka Lomba Paduan Suara Antar Universitas untuk merayakan Dies
Natalis Paduan Suara Gebyar Kencono Wungu ke-3 Unitri yang berlangsung di GOR
Unitri.
Tujuh Perguruan Tinggi itu adalah Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang, Sekolah Tinggi Pastoral-Institut
Pastoral Indonesia (STP-IPI) Malang, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang,
Universitas Merdeka (UNMER) Malang, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Malang,
Universitas Kanjuruhan (UNIKAMA) Malang, dan Universitas Muhamadiyah (UMM)
Malang.
Dapat dijelaskan, sekitar pukul
08.00 WIB, masing-masing peserta lomba telah menempati tempat di dalam GOR
Unitri yang telah disiapkan panitia. Dan masing-masing peserta duduk
berdasarkan nomor urut dan nama yang telah dipasang panitia.
Tepat pukul 09.00 WIB, Agung
Suprojo, S.Kom., M.AP. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang mewakili Rektor Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo untuk membuka
secara resmi lomba paduan suara.
Dihadapan peserta, Agung, sering
dipanggil, menyatakan, lewat lomba paduan suara yang akan dilangsungkan ini,
tentunya akan mendorong semangat kecintaan dan bela rasa terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD 1945, dan kebinekaan yang akhir-akhir
terus dirongrong oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan NKRI.
“Lewat lagu perjuangan sebagai lagu
wajib dan lagu daerah sebagai lagu pilihan, kita tidak ingin Indonesia terpecah
belah. Kita ingin Indonesia semakian kuat, bangsa yang mencintai keberagaman,
dan pluralisme yang menjunjung tinggi Pancasila, Kebinekaan, UUD 1945, dan
NKRI. Tunjukkan lewat lagu-lagu bahwa kita sungguh-sungguh ada untuk Indonesia,”
pekik Agung dengan teriakan suara yang membahana, dan disambut tepukan tangan
meriah.
“Ingat adik-adikku, sekalian. Lewat
lagu, kita dipersatukan. Lewat lagu pulalah, kita terus ada di dalam raga dan
jiwa Indonesia. Kita harus melawan orang-orang yang ingin memecah belah
persatuan dan keutuhan NKRI. Kita jangan hanya diam. Tapi kita harus lawan
dengan lagu-lagu. Karena di dalam lagu-lagu, kita senantiasa dan terus
disatukan oleh NKRI. NKRI harga mati,” tegas Agung, salah satu calon rektor
Unitri yang secara diam-diam mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Menurut Ketua Pelaksana
Febristensilia Aristantia, bahwa diadakannya lomba paduan suara ini, selain
memperebutkan piala bergilir Rektor Unitri, juga merayakan Dies Natalis ke-3
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara (PS) Kencono Wungu Unitri. Sehingga
dari itu, PS Kencono berinisiatif ingin mengasah olah vokal yang lebih baik
lagi dalam bernyanyi.
“Ini merupakan kesempatan yang baik
yang akan diperebutkan oleh masing-masing peserta lomba secara professional
dengan menunjukkan kemampuan olah vokal yang sungguh-sungguh berkualitas. Dan
lomba ini juga ingin mengajak kita semua bahwa jaga dan cintailah Indonesia.
Lewat lagu, kita ingin membela Indonesia,” kata mahasiswi semester 6, program
studi Akuntansi.
Salah satu dewan juri yakni Edwina
Setyariningrum, menyatakan, dalam lomba paduan suara kali ini, dewan juri
menetapkan kriteria-kriteria yang sangat ketat. Misalnya, intonasi suara,
kualitas suara, ketepatan suara dan musik, improvisasi, serta kontak mata dan
tubuh dari masing-masing peserta.
“Kami para dewa juri melakukan
penilaian secara objektif berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan
tadi. Kami tidak mau “bermain” mata dengan peserta mana pun. Karena kami sangat
menjunjung tinggi sportifitas,” tegasnya, kepada media ini.
Suster Antonela ALMA selaku Ketua
Sekolah Tinggi Pastoral-Institut Pastoral Indonesia (STP-IPI) Malang yang
didampingi Dra. Emmeria Tarihoran, S.Pd., M.Th, kepada media ini mengatakan, lomba
paduan suara yang diselenggarakan oleh Unitri, sesungguhnya telah membuktikan
dan mengajarkan kepada masyarakat Indonesia bahwa harmonisasi dan kerukunan
antar umat beragama dalam bingkai NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Kebinekaan
harus dipertahankan dengan semangat toleransi antar sesama anak bangsa
Indonesia. Karena apabila semangat kecintaan terhadap Indonesia dan nilai-nilai
kerukunan antar umat beragama tidak dijaga dengan baik, maka akan timbul
gesekan-gesekan yang akan merugikan kita bersama.
“Saya ingin tegaskan, kita sebagai
bangsa Indonesia bangsa yang besar harus bersatu padu menjaga NKRI dari ancaman
lain, seperti isu SARA. Kita harus menjaga kerukunan antar umat beragama di
Indonesia, sehingga terciptalah kedamaian, toleransi, dan harmonisasi di tengah
masyarakat yang pluralis ini,” kata Suster Antonela, asal Ambon-Maluku ini.
“Setiap lagu yang dinyanyikan dalam
perlombaan paduan suara ini, pastinya mengajak kita masyarakat Indonesia untuk
bersatu. Dan juga mengajak kita untuk mengusir dan melawan pihak-pihak yang
ingin memecah-belah masyarakat Indonesia. Kita harus saling menjaga,
menghormati antar sesama pemeluk agama, suku, budaya, dan latar belakang
lainnya. Kita jangan mau dikorbankan oleh orang lain. Jaga NKRI sampai titik
darah penghabisan,” tambah Dra. Emmeria Tarihoran, S.Pd., M.Th selaku dosen
pengampuh Mata Kuliah Agama Katolik, ini dengan tegas yang tergambar dari raut
wajahnya.
Sedangkan Frater Achilles BHK
selaku pendamping bidang kerohanian dari Universitas Kanjuruhan (UNIKAMA)
Malang, mengatakan bahwa jika ada pihak-pihak tertentu yang ingin memecah-belah
kerukunan dan persatuan di dalam wilayah Indonesia, maka harus dilawan. Karena
bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Kebinekaan, dan NKRI.
“Masyarakat Indonesia tidak sebodoh
yang dipikirkan oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan NKRI. Masyarakat
Indonesia dari berbagai suku, agama, ras, budaya, harus bersatu untuk mengusir
penjajah bentukan segelintir manusia-manusia yang bodoh. Jangan membodohi kami
dengan kebodohanmu. Dan jangan mencerai-beraikan kami dengan kelicikanmu.
Karena kami tidak sebodoh Anda,” tegasnya dengan ekspresi marah.
Modesta Purwati Ladu, salah satu
mahasiswi peserta lomba paduan suara dari STP-IPI Malang, ketika ditanya
mengenai keikut-sertaannya dalam lomba ini, mengutarakan dengan jelas dan tegas
bahwa keikut-sertaannya ini untuk mengembangkan potensi dan kompetensi yang ada
di dalam dirinya. Sekaligus dirinya ingin mengetahui kelemahan dan kekuatan
masing-masing peserta lomba. Sehingga ke depannya, apabila masih akan diadakan
lomba ini, dirinya sudah tahu dan bisa lebih mempersiapkan diri bersama
rekan-rekannya dengan lebih baik lagi.
Dari pantauan jurnalis media ini di
lokasi perlombaan, menyebutkan masing-masing peserta paduan suara melantunkan
lagu Indonesia Jaya sebagai lagu wajib dengan sangat sempurna yang ditandai
dengan intonasi suara, improvisasi suara, musik dan lain-lainnya. Sehingga
terlihat semakin memeriahkan perlombaan dalam memperebutkan piala bergilir
Rektor Unitri yang akan digelar tiap tahun dalam moment yang sama dengan tetap
menjunjung tinggi sportifitas.
Dan sebagai pemenangnya adalah
juara 1 diraih oleh UNMER, juara 2 diraih oleh UMM, dan juara 3 diraih oleh
STTM. (Felix/Asra/Nomasdedo)