
Diceritakan olehnya tentang kronologis yang terjadi pada tanggal 23 Maret 2017. Kejadian ini bermula dari rencana pasien tersebut mengobati penyakit yang dideritanya di Poli Umum dan VCT, RSUD Nganjuk. Pasien tersebut sengaja berangkat lebih awal dari rumahnya agar tidak terlalu lama dalam antrian berobat. “Saya sengaja (datang) lebih awal mas, ya barangkali antrian biar tidak terlalu panjang, syukur-syukur datang paling awal dari (pasien) lainnya,” urai pasien tersebut.
Sekira tiba di RSUD Nganjuk pada pukul 08.30, pasien tersebut merasa agak lega sebab dia datang relatif lebih awal dibanding pasien lainnya, walaupun empat pasien diantaranya sudah datang lebih dulu. Dia berharap bahwa penyakit yang dideritanya bakal segera dapat terobati dengan berkunjung di Rumah Sakit ini. Segera pasien tersebut mendaftarkan kepada petugas loket untuk mendapatkan nomor antrian pemeriksaan kesehatan.
Setelah menunggu sampai pukul 10.30 wib, pasien tersebut mulai merasa kesal sebab tak kunjung dilayani. Dan sesaat kemudian, ada pasien lain ganti bertanya kepada petugas. Jawaban petugas pun sama, bahwa sampai pukul 10.30 dokter yang dinanti-nanti belum juga terlihat oleh mata. Sambil menahan rasa sakitnya, pasien tersebut terpaksa kembali duduk di hangatnya kursi tunggu RSUD Nganjuk.
Sesudah kian lama menunggu, akhirnya Dokter yang ditunggu-tunggu pun baru terlihat. “Yahh nunggu lama sampai keleleran, jam sebelas lebih lah mas, dokternya baru datang,” sesal pasien yang tidak mau disebutkan namanya tersebut. Pasien tersebut menyayangkan profesionalisme pelayanan kesehatan di RSUD Nganjuk yang seharusnya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan secara bertangung jawab dan bermutu. Dia berharap agar kejadian itu hanya terjadi kali itu saja dan curahan keluhan melalui penayangan dari koran pewarta ini dapat dijadikan perbaikan untuk pelayanan RSUD Nganjuk selanjutnya agar lebih profesional dan berkualitas. (Tim)