Banyumas, IMC - Upaya menjalin silaturahim antar anggotanya, Persit Kartika Chandra
Kirana (KCK) Koorcab Rem 071 PD IV/Dip menggelar pertemuan rutin di Gedung
Pertemuan A.Yani Makorem 071/Wk Jl. Gatot Subroto No.1 Sokaraja, Banyumas pada
Selasa (21/2/17). Selain sebagai media silaturahim, acara tersebut tentu
bermanfaat bagi kokohnya hubungan antar anggota, lain dari itu, pertemuan dapat
dijadikan sebagai ajang tukar informasi dan komunikasi sesama anggota terkait perkembangan
situasi dan kondisi yang ada disekitar lingkungannya.
Pertemuan kali ini diwarnai sosialisasi dan penyuluhan tentang
Etika Ber-Media Sosial dari Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten
Banyumas dan edukasi terkait Bahaya Penyalahgunaan Obat Terlarang dan Narkoba
dari Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Banyumas.
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Dip
Ny.Evi Julianti Suhardi dalam sambutannya menyampaikan bahwa di era globalisasi
ini, dengan kemajuan tehnologi dan komunikasi, maka informasi dan pengetahuan
dapat dengan mudah diperoleh, namun demikian hal tersebut juga dapat membawa
dampak negatif apabila tidak dicermati dengan baik. Oleh karena arus informasi
yang menerpa dalam kehidupan rumah tangga membawa nilai, pola dan gaya hidup
yang tidak selalu sesuai dengan norma kehidupan yang berlaku bagi keluarga
termasuk keluarga besar TNI.
“Dari fenomena tersebut, kita perlu mengingatkan betapa
pentingnya memperhatikan dan mendidik putra-putri kita. Karena merekalah bekal
kita yang paling berharga, bukan harta yang banyak dengan fasilitas serba ada,
akan tetapi pendidikan dan kepribadian lah yang paling utama. Termasuk
didalamnya pendidikan rohani keagamaan dan etika sopan santun. Apalah artinya
fasilitas yang serba ada kalau keluarga kita atau anak kita ada yang terkena
masalah penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba, pergaulan bebas ataupun
perilaku menyimpang lainnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut dalam acara tersebut, beliau menyampaikan bahwa untuk
mengantisipasi derasnya arus informasi yang kompleks, maka sebagai seorang ibu
yang memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga harus
mampu bersikap bijak, hati-hati dan realistis. Dalam arti tidak menghindari
arus perubahan dan perkembangan yang terjadi, tetapi dengan penuh kesadaran
mampu menjaga diri agar anak-anak dan anggota keluarga kita tidak menjadi
korban negatif dari kemajuan teknologi dan informasi tersebut.
Sementara itu, penceramah dari Diskominfo Kabupaten Banyumas
Agustina menyampaikan hingga saat ini penggunaan internet di Indonesia sangat
tinggi, salah satu faktor pendukung tersebut adanya perkembangan jejaring situs
pertemanan dan informasi lainnya.
"Berdasarkan data statistik pengguna internet di Indonesia
mencapai 15% atau 38.191.873 dari total populasi 251.160.124, sedang indikator
pengguna sosial media 15%. Prosentasi tersebut hampir sama dengan total
perkembangan pemakai internet di Indonesia, dengan kata lain hampir semua
pengguna internet di Indonesia mempunyai akun sosial media," terangnya.
Sedangkan pengguna sosial media di Indonesia, lanjutnya, menghabiskan
waktu untuk mengakses akun sosial media mereka rata-rata 2 jam 54 menit dam
sekitar 74% pengguna sosial media rata-rata mengakses akun mereka melalui
mobile/smartphone. selain perkembangannya pesat, fenomena penggunaan sosial
media di Indonesia juga banyak yang menyimpang.
Dalam ber-media sosial, baiknya kita mengenal etika dan hal lain
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media sosial yang sehat, yakni tidak mengumbar
informasi pribadi, etika dalam berkomunikasi, menghargai hasil karya orang
lain, hindari penyebaran SARA dan pornografi, kroscek kebenaran berita, jangan
menilai berita dari judulnya saja, opini berdasarkan fakta dan data, jangan
ikut-ikutan berkomentar, hindari sosial media bila sedang emosi.
Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN
Banyumas Wicky Sri Erlangga dalam paparannya menyampaikan bahwa Indonesia saat
ini mempunyai tiga masalah besar yakni narkoba,
terorisme dan korupsi. Ketiganya digolongkan dalam kejahatan besar dan
multidimensional terhadap sosial, budaya, ekonomi dan politik. Begitu
dahsyatnya dampak yang ditimbulkan, BNN dan UI baru-baru ini melaksanakan
penelitian tentang seberapa besar penduduk Indonesia yang menyalahgunakan narkoba,
berapa uang yang sudah dihasilkan dan berapa orang yang meninggal karena
narkoba per harinya.
Menurut Wicky Sri Erlangga, bahwa di Indonesia 4 juta orang atau
2,18 % dari jumlah penduduk Indonesia menggunakan narkotika dengan usia antara
10-59 tahun. Dari jumlah 4 juta orang tersebut, 1,6 juta orang dalam tahap
mencoba pakai, 1,4 juta orang pemakai teratur dan 943 ribu orang pecandu
narkotika.
Jumlah pengguna dari jenis kelamin paling banyak adalah pengguna
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 74,5 % dan perempuan 24,49 %. Dengan
jenis narkotika, ganja 158 juta gram, sabu-sabu 219 juta gram dan ekstasi 14
juta butir. Tercatat sebanyak 33 orang meninggal per hari karena narkotika.
”Sepanjang tahun 2014, BNN telah menyita uang hasil sirkulasi
para pengedar sejumlah 100 milyar rupiah. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan
akibat penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap narkoba mencapai 63 triliun
rupiah. Dimana kerugian 56 triliun merupakan kerugian pribadi, 6,9 triliun kerugian
social,” imbuhnya.
"Narkoba kepanjangan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan
adiktif lainnya, dalam bidang kesehatan disebut Napza bedanya narkotika adalah
sebenarnya zat atau obat untuk mengurangi rasa sakit yang digunakan dunia
kesehatan untuk menghilangkan rasa nyeri, yang sebelumnya adalah obat bius
sebagai obat penghilang rasa sakit. Namun disalah gunakan. Dan apabila
menggunakan ini akan menimbulkan ketergantungan dan harus selalu mengkonsumsi,"
terangnya.
Jenis narkotika ada ratusan dan dapat bertambah karena mereka
para pengedar narkotika akan selalu berusaha membuat model yang baru.
Wicky berharap para anggota Persit dapat memahami dan mengerti
tentang bahaya penyalahgunaan narkotika, sehingga dengan hal ini dapat
memberikan suatu pengawasan yang melekat bagi anggota keluarganya termasuk anak-anaknya
agar tidak terkontaminasi pergaulan bebas serta penyalahgunaan narkoba.
"Berbagai bentuk narkoba sudah banyak beredar di lingkungan
kita, tidak hanya berbentuk narkotika saja namun psikotropika dan bahan adiktif
lainnya seperti dalam obat-obatan yang sering kita konsumsi. Kita perlu
mewaspadainya, jangan meminum obat-obatan berlebihan karena selain menimbulkan
efek narkoba juga sangat berbahaya bagi tubuh kita." ungkapnya. (Red)
Penulis : Teguh Adi Sasono
Editor : Fiona