RSUD Muda Sedia Mengalami Krisis Tiga Dimensi: Air, Tenaga Medis, dan Obat-obatan
Aceh Tamiang, IMC — Situasi kemanusiaan dan kesehatan di Kabupaten Aceh Tamiang telah mencapai titik kritis pasca-bencana banjir. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muda Sedia, sebagai benteng pertahanan terakhir penanganan korban, kini menghadapi Krisis Tiga Dimensi yang mengancam keselamatan ribuan pasien dan korban terdampak.
Tiga elemen vital yang mengalami kelangkaan parah adalah: Air Bersih, Sumber Daya Manusia (SDM) Medis yang kritis, dan Persediaan Obat-obatan Esensial.Senin, 08 Desember 2025
Direktur RSUD Muda Sedia, dr. Andika Putra, SpPD-FINASIM. M.HKes, hari ini mengeluarkan peringatan darurat yang dramatis. Ia menyebut krisis ini bukan hanya ancaman terhadap penanganan pasien, tetapi juga risiko wabah sekunder yang tak terkendali.
“Kami berada dalam situasi yang sangat, sangat sulit. Pasokan air bersih kami sudah tidak ada, mengancam kebersihan vital di ruang operasi dan perawatan intensif. Krisis ini bukan hanya tentang minum, ini tentang mencegah wabah dan menjaga sterilitas,” tegas dr. Andika Putra dalam konferensi pers darurat, menyerukan perhatian nasional.
Dr. Andika Putra mengungkapkan Kelangkaan air bersih telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Rumah sakit terpaksa membatasi penggunaan air secara ekstrem, berdampak langsung pada sanitasi dasar, dapur pasien, dan, yang paling kritis, prosedur medis yang membutuhkan lingkungan steril. Risiko Infeksi Nosokomial kini menjadi ancaman nyata.
Jumlah tenaga medis yang masih mampu bertugas, khususnya dokter spesialis dan perawat, dilaporkan jauh di bawah batas minimal. Banyak staf terdampak langsung, terperangkap, atau bekerja di luar batas kelelahan manusiawi.
"Kami kehabisan amunisi sumber daya manusia. Staf yang ada sudah bekerja non-stop. Kami butuh bantuan relawan dan personel medis dari luar secepatnya, terutama dokter spesialis bedah dan anak," tambah Direktur.
Stok obat-obatan vital, terutama antibiotik spektrum luas, cairan infus, dan obat penahan rasa sakit (analgetik), dilaporkan menipis drastis.
Direktur RSUD Muda Sedia juga menyoroti satu hal yang paling urgen agar rumah sakit bisa berfungsi kembali secara penuh.
"Yang paling urgen adalah pembersihan lumpur dari jalan akses dan ruangan-ruangan. Jika akses jalan utama tidak dibuka dan ruang perawatan tidak bisa digunakan kembali, upaya penyelamatan akan sia-sia," jelas dr. Andika.
Kondisi saat ini:
Akses jalan utama terhambat oleh banyak mobil yang menyulitkan mobilisasi.
Ruangan perawatan dan fasilitas masih diselimuti lumpur tebal.
Diperlukan bantuan personel TNI/POLRI dan tenaga dari luar untuk pembersihan massal, karena tenaga RSUD dan cleaning service sudah sangat terbatas.
Dr. Andika Putra, atas nama seluruh jajaran dan pasien RSUD Muda Sedia, menyerukan kepada Pemerintah Pusat, TNI/POLRI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta organisasi kemanusiaan untuk segera mengaktifkan Koridor Kemanusiaan Darurat dan fokus pada pembukaan akses serta suplai tiga kebutuhan vital.
