LSM Garang Kawal Distribusi Logistik Pertamina: Pastikan Air Bersih dan Gas LPG Tepat Sasaran
Aceh Tamiang, IMC – Menanggapi keluhan masyarakat mengenai hambatan distribusi bantuan di wilayah banjir Aceh Tamiang, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garang melakukan peninjauan langsung ke kantor perwakilan logistik Pertamina, Rabu (17/12/25). Kunjungan ini bertujuan untuk mengklarifikasi mekanisme penyaluran bantuan serta memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi tanpa sekat birokrasi.
Ketua LSM Garang, Chaidir Azhar, S.Sos, yang memimpin langsung kunjungan tersebut, berdialog dengan pihak manajemen guna mencari titik temu atas laporan warga yang merasa kesulitan mengakses air bersih dan gas LPG.
Dalam pertemuan tersebut, pihak Pertamina yang diwakili oleh Akbar Ramadhan (Manajemen Logistik), menjelaskan bahwa mekanisme distribusi bantuan sebenarnya dirancang untuk berjalan dinamis. Menanggapi isu "prosedur kaku" yang sempat mencuat, Chaidir memberikan klarifikasi hasil pertemuannya.
"Kami awalnya mengira prosedurnya sangat kaku. Ternyata, pihak manajemen menjelaskan bahwa jika ada armada air bersih yang menuju satu titik dan memiliki sisa pasokan, air tersebut dapat langsung didistribusikan ke warga di sepanjang jalur yang membutuhkan," ungkap Chaidir.
LSM Garang menekankan agar fleksibilitas di lapangan ini benar-benar diterapkan oleh para petugas armada, sehingga tidak ada lagi warga yang merasa ditolak saat membutuhkan bantuan darurat.
Selain air bersih, pertemuan tersebut membahas ketersediaan gas LPG yang krusial bagi keberlangsungan dapur umum. Pihak Pertamina menegaskan bahwa pasokan gas saat ini difokuskan untuk menyuplai:
Instansi desa yang mengelola pengungsian.
Dapur umum bentukan relawan.
Posko-posko kemanusiaan di titik terdampak.
Akbar Ramadhan menjelaskan bahwa setiap posko diharapkan tetap memberikan laporan singkat untuk kebutuhan survei lapangan. Langkah ini diambil guna memastikan alokasi gas tepat sasaran dan menghindari penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sebagai lembaga kontrol sosial, LSM Garang meminta Pertamina lebih proaktif dalam mensosialisasikan prosedur bantuan ini. Chaidir Azhar menegaskan bahwa masalah seringkali muncul bukan karena ketiadaan bantuan, melainkan buruknya komunikasi antara penyedia bantuan dengan warga di tingkat bawah.
"Pertamina sudah membuka diri dan sangat kooperatif. Harapan kami ke depan, Pertamina semakin bijaksana melihat situasi di lapangan. Jika masyarakat butuh, segera dibantu. Jangan sampai terjadi dampak negatif atau kecemburuan sosial hanya karena kendala komunikasi," tutup Chaidir.
Kunjungan ini diharapkan menjadi titik balik perbaikan pola distribusi logistik di Aceh Tamiang, di mana koordinasi antara instansi, relawan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam percepatan pemulihan pasca bencana.
