Hanya Baju di Badan yang Tersisa: Pemandangan Pilu Warga Tamiang Berebut Pakaian Bekas di Lapangan Tribun
Aceh Tamiang, IMC – Langit Aceh Tamiang sore ini tampak muram, seolah ikut merasakan duka mendalam yang menyelimuti warganya. Di tengah hamparan aspal yang masih menyisakan sisa lumpur, pemandangan memilukan tersaji di Lapangan Tribun, pusat perkantoran kabupaten, Kamis (18/12/25).
Pasca terjangan banjir bandang yang meluluhlantakkan harta benda, puluhan warga tampak berkumpul. Bukan untuk merayakan sesuatu, melainkan untuk mengais tumpukan baju bekas demi menyambung asa. Bagi mereka, kemewahan bukan lagi soal emas atau harta, melainkan selembar kain kering untuk menutupi raga.
"Tak ada yang sempat diselamatkan, Nak. Hanya baju yang melekat di badan inilah sisa hidup kami," ujar salah satu warga dengan mata berkaca-kaca saat memilah pakaian di dalam karung plastik.
Banjir bandang yang datang begitu cepat tidak memberikan celah bagi warga untuk mengemas kenangan, apalagi pakaian. Lemari-lemari kayu mereka hancur, dan pakaian keluarga hanyut dibawa arus air yang ganas. Kini, pakaian bekas kiriman donatur menjadi harapan satu-satunya agar mereka tidak kedinginan di pengungsian.
Begitu miris melihat ibu-ibu paruh baya hingga anak-anak kecil harus membungkuk, berdesakan di atas lantai yang becek, mencari ukuran baju yang pas. Ada rasa haru sekaligus sesak di dada saat melihat seorang ibu mencoba memakaikan baju bekas yang tampak kebesaran pada anaknya, hanya agar sang buah hati tidak jatuh sakit karena cuaca yang tak menentu.
Pemandangan ini menjadi potret nyata betapa dahsyatnya dampak bencana yang menghantam Aceh Tamiang. Mereka yang dulunya memiliki rumah yang hangat, kini harus bergantung pada uluran tangan dan tumpukan pakaian yang sudah tak lagi baru.
Duka Aceh Tamiang adalah duka kita bersama. Saat ini, warga sangat membutuhkan bantuan mendesak berupa pakaian layak pakai, perlengkapan bayi, serta bahan pangan. Mari ulurkan tangan untuk meringankan beban saudara-saudara kita.
