News Update

TNI ke-80: Dari Pertahanan ke Ketahanan Bangsa

 


Opini: Rachman Salihul Hadi 

Pemimpin Redaksi


Delapan puluh tahun bukan usia yang singkat bagi sebuah institusi yang lahir dari rahim perjuangan bangsa. Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang resmi berdiri pada 5 Oktober 1945, bukan sekadar kekuatan militer, tetapi juga simbol dedikasi dan pengorbanan dalam menjaga kedaulatan negara. Dalam setiap derap langkah pasukan, tersimpan semangat pengabdian yang tak pernah padam, semangat yang menjiwai sejarah panjang Indonesia dari masa revolusi hingga era digital hari ini.

HUT TNI ke-80 tahun ini bukan hanya momentum peringatan, tetapi juga refleksi mendalam atas perjalanan institusi pertahanan yang terus bertransformasi. Tema “TNI Patriot NKRI: Pengawal Demokrasi dan Penjaga Kedaulatan Bangsa” menjadi penegasan bahwa TNI kini bukan sekadar garda pertahanan, tetapi juga penopang ketahanan nasional dalam arti yang lebih luas dalam politik, sosial, ekonomi, hingga digital.

Dalam era modern yang penuh tantangan global, ancaman terhadap kedaulatan tidak selalu datang dalam bentuk serangan bersenjata. Kini, perang informasi, disinformasi, serangan siber, dan polarisasi sosial menjadi “ medan tempur” baru yang harus dihadapi dengan kecerdasan strategis dan kolaborasi lintas sektor. Di sinilah relevansi TNI semakin kuat: bukan hanya sebagai penjaga batas fisik negara, tetapi juga penjaga moralitas kebangsaan.

Sejarah mencatat, TNI selalu hadir di garis depan saat bangsa ini membutuhkan solidaritas. Dari menumpas pemberontakan, menjaga keutuhan NKRI, hingga membantu masyarakat dalam bencana alam dan pandemi, semua dijalankan tanpa pamrih. Dedikasi itu membentuk citra TNI sebagai “rakyat berseragam,” yang menyatu dengan denyut nadi masyarakat. TNI bukan entitas yang terpisah dari rakyat, melainkan bagian tak terpisahkan dari jiwa Indonesia itu sendiri.

Namun, di usia ke-80 ini, TNI juga dihadapkan pada keharusan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman. Transformasi menuju TNI yang modern dan digital adalah keniscayaan. Penguasaan teknologi pertahanan, sistem siber, serta kemampuan komunikasi strategis menjadi pilar utama agar TNI tetap tangguh dan relevan dalam menghadapi ancaman multidimensional. TNI masa depan bukan hanya kuat secara militer, tetapi juga cerdas secara digital dan tangguh secara moral.

Kita semua, sebagai warga bangsa, punya tanggung jawab moral untuk mendukung TNI dalam misinya menjaga kedaulatan negara. Dukungan itu tidak selalu dalam bentuk material, tetapi bisa melalui memperkuat rasa nasionalisme, menolak provokasi yang memecah belah, dan menumbuhkan semangat cinta tanah air di tengah arus globalisasi yang serba cepat.

Delapan puluh tahun TNI adalah delapan puluh tahun keteguhan, disiplin, dan pengorbanan. Di tengah perubahan dunia yang begitu cepat, TNI tetap menjadi jangkar stabilitas bangsa, tegak di antara gelombang zaman, menjaga merah putih tetap berkibar dengan gagah.

Selamat Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia.

Jayalah terus TNI, penjaga kedaulatan, pelindung rakyat, dan kebanggaan bangsa Indonesia.

Dirgahayu TNI ke-80 - Bersatu, Berdaulat, dan Tangguh di Era Digital.

Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment