News Update

Angiola Harry Bagikan Ilmu Storytelling Photography di SMA Negeri 39 Jakarta



Belajar Langsung dari Jurnalis Internasional, Siswa SMA 39 Jakarta Asah Kepekaan Fotojurnalistik.



Jakarta, IMC – SMA Negeri 39 Jakarta terus berinovasi dalam memberikan pengalaman belajar yang relevan dan inspiratif bagi para siswanya. Salah satunya dengan menghadirkan langsung praktisi profesional ke ruang kelas. Pada Rabu (15/10/2025), sekolah ini mengundang jurnalis dan koresponden di salah satu media asal Singapura, Angiola Harry, untuk memberikan pembekalan mengenai penguatan kualitas fotografi bagi para pelajar.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata SMA Negeri 39 dalam menerapkan metode “Praktisi Mengajar”, sebuah konsep pembelajaran yang selama ini populer di perguruan tinggi nasional. Metode tersebut berfokus pada pemberian pengalaman belajar langsung dari para profesional di bidangnya, agar peserta didik tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan keahlian di dunia nyata.

Konsep seperti ini, menurut Aris Setiawan, seorang motivator nasional sekaligus penulis tujuh buku motivasi terlaris, merupakan bentuk transformasi pendidikan yang penting.

“Lewat peningkatan minat dan bakat para siswa dan siswi SMA, sekolah bisa memberikan bekal yang relevan untuk masa depan mereka. Tidak semua siswa langsung melanjutkan ke perguruan tinggi, sebagian harus terjun ke dunia kerja lebih dulu. Maka bekal keterampilan seperti ini sangat berarti,” ujar Aris.

Langkah inovatif tersebut disambut positif oleh tenaga pendidik SMA Negeri 39. Fitri Rizkiyah, guru mata pelajaran Sosiologi sekaligus penggagas kegiatan ini, menjelaskan bahwa pihak sekolah ingin menumbuhkan semangat belajar kreatif melalui pendekatan langsung dengan praktisi.

“Kami menjaring siswa dan siswi yang memiliki minat di bidang fotografi, lalu memberikan mereka kesempatan belajar langsung dari praktisinya. Harapannya, mereka mendapatkan pengalaman nyata, bukan hanya teori dari buku,” tutur Fitri.

Sebagai praktisi, Angiola Harry bukanlah nama baru di dunia fotojurnalistik. Dengan pengalaman lebih dari 22 tahun sebagai fotografer profesional dan jurnalis internasional, ia membagikan pengetahuan seputar teknik fotografi bercerita (storytelling photography) kepada para siswa.

 “Fotografi bukan sekadar keindahan visual, tetapi juga soal bagaimana menyampaikan pesan dan informasi di balik sebuah gambar,” ujar Angiola. “Siswa perlu memahami makna dan konteks dari peristiwa yang mereka abadikan, agar foto yang dihasilkan tidak hanya estetik, tapi juga memiliki nilai berita dan kebenaran faktual.” imbuhnya.

Menurutnya, dengan memahami fotojurnalistik, para pelajar dapat mengasah kepekaan terhadap informasi serta kejujuran visual di era digital yang penuh dengan manipulasi gambar.

“Harapan saya, mereka tidak hanya bisa menjual foto, tapi juga bisa menyampaikan kebenaran melalui karya mereka,” imbuhnya, yang juga merupakan anggota komunitas fotografi FreeLens.

Menariknya, kegiatan ini bukan kali pertama Angiola diundang ke sekolah untuk berbagi ilmu. Sebelumnya, pada Maret 2025 lalu, ia juga menjadi pemateri di SMA Negeri 13 Jakarta untuk pelatihan konsep video shooting berbasis fotografi.

“Para peserta di kedua sekolah ini punya semangat belajar yang tinggi. Bahkan, beberapa masih terus berkonsultasi setelah pelatihan berakhir,” ungkapnya.

Sesi pembelajaran di SMA Negeri 39 berjalan interaktif dan hangat. Para siswa antusias mencoba berbagai teknik pemotretan seperti panning, night photography, hingga nature lighting photo.

Arya, siswa kelas XI yang mengikuti kegiatan tersebut, mengaku materi yang disampaikan sangat membuka wawasan.

“Fotografi itu luas, selalu ada hal baru untuk dipelajari. Bukan cuma soal angle dan kamera, tapi juga bagaimana menangkap cerita di balik momen,” katanya.

Sementara itu, Azzam, siswa kelas X yang sudah menekuni hobi fotografi sejak SMP, merasa semakin termotivasi untuk memperdalam tekniknya.

“Saya ingin bisa menghasilkan foto dengan efek panning dan pencahayaan alami yang bagus. Setelah pelatihan ini, jadi makin semangat untuk belajar,” ujarnya.

Melalui kegiatan seperti ini, SMA Negeri 39 Jakarta berharap dapat terus mencetak generasi muda yang kreatif, adaptif, dan mampu bersaing di era visual digital. Praktik pembelajaran kolaboratif antara guru dan praktisi diharapkan menjadi model baru dalam dunia pendidikan, khususnya dalam mengembangkan potensi siswa sesuai minat dan bakatnya. (Rls/Muzer)


Latest News
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Post a Comment