![]() |
Kajari Sanggau: Jaksa Hadir, Sekolah Tersenyum: Sentuhan Kecil untuk Masa Depan Besar |
Sanggau, IMC – Komitmen Kejaksaan Negeri Sanggau terhadap kemajuan dunia pendidikan kembali ditunjukkan secara nyata. Melalui program “Jaksa Peduli Pendidikan”, institusi penegak hukum ini tak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga turut mengambil peran strategis dalam pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Pada Kamis, 3
Juli 2025, Kejari Sanggau di bawah kepemimpinan Dedy Irwan Virantama, S.H.,
M.H., menggandeng kalangan dunia usaha untuk membantu peningkatan kualitas
sarana pendidikan di SD Negeri 26 Sungai Daun, Kecamatan Sekayam.
“Kejaksaan
menggandeng perusahaan untuk turut memperbaiki fasilitas sekolah. Ini bukan
semata bantuan fisik, tetapi bagian dari tanggung jawab sosial demi masa depan
anak-anak kita,” ujar Kajari Dedy Irwan.
Dalam
sambutannya, Dedy menekankan bahwa ruang belajar yang layak dan nyaman bukan
sekadar bangunan, melainkan fondasi lahirnya generasi yang cerdas, sehat,
dan berdaya saing.
“Dari
sekolah-sekolah di pelosok seperti ini, masa depan Indonesia sesungguhnya
dibentuk. Tempat yang nyaman diharapkan dapat mendorong semangat belajar setiap
anak bangsa,” tegasnya.
Langkah nyata
Kejaksaan Negeri Sanggau ini mendapat apresiasi dari pihak sekolah dan
masyarakat sekitar. Tidak hanya memberikan fasilitas yang lebih layak, kegiatan
ini juga menjadi simbol penting bahwa keadilan sosial dan perhatian negara
dapat hadir langsung di tengah masyarakat, terutama di sektor pendidikan.
Lebih dari
sekadar program bantuan, “Jaksa Peduli Pendidikan” menjadi bentuk nyata
semangat gotong royong untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan merata. Kajari
Dedy Irwan pun mengutip filosofi tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar
Dewantara: “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.”
“Perubahan besar
dimulai dari langkah kecil namun nyata. Hari ini, Kejaksaan Negeri Sanggau
telah melangkah. Karena pendidikan adalah hak, bukan kemewahan,” pungkasnya.
Pendidikan Adalah Investasi Peradaban
Kondisi SDN 26
Sungai Daun sebelumnya memperlihatkan tantangan berat: dinding retak, lantai
rusak, hingga minimnya fasilitas penunjang belajar. Dengan adanya perhatian
dari Kejari Sanggau dan mitra dunia usaha, kini harapan baru tumbuh di tengah
rimba Sekayam.
Langkah seperti
ini membuktikan bahwa keberpihakan pada pendidikan tidak harus selalu menunggu
anggaran negara. Ketika penegak hukum, pelaku usaha, dan masyarakat bersatu,
pendidikan akan menjelma menjadi gerakan moral kolektif, bukan sekadar program
pemerintah.
Semoga gerakan
ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain, bahwa hukum dan pendidikan dapat
berjalan beriringan, saling memperkuat demi kemajuan bangsa. (Muzer)