Langsa, IMC - Sekaitan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf berobat ke Singapura, menurut sumber resmi yang dikutip media ini, bahwa beliau berada disana sejak tanggal 1 Mei 2025.
Teuku Iskandar Faisal (TIF), sebagai seorang praktisi kesehatan yang berdomisili di Kota Langsa, mempertanyakan kualitas Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) sehingga pimpinan tertinggi harus berobat ke negara tetangga (14/5)
"Wajar dong saya bertanya, emangnya pelayanan RSUDZA kurang bagus, sampai pak gub harus ke Singapura?," ujarnya.
Menurutnya, dalam web resmi yang dapat diakses oleh siapapun, RSUDZA adalah RS tipe A Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 062/ MENKES/SK/2011.
Rumah Sakit Tipe A adalah RS yang terbesar dan paling lengkap, mampu memberikan pelayanan medis spesialis dan subspesialis secara luas.
"Rumah Sakit tipe A paling lengkap, tidak diragukan dalam memberikan pelayanan medis," tambahnya.
RSUDZA, ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi tempat rujukan utama bagi pasien dengan kasus medis yang kompleks atau membutuhkan perawatan khusus.
"Sebagai rumah sakit rujukan utama di Aceh, enggak mungkin RSUDZA tidak mampu menangani kasus medis yang kompleks atau membutuhkan perawatan khusus," jelas TIF yang pernah menjadi Ketua PPNI Aceh Timur tahun 2000-2015.
RSUDZA berdiri sejak tahun 1979 dengan dasar Keputusan Menkes RI Nomor 551/Menkes/SK/2F/1979 dan sekarang sudah 46 tahun keberadaannya.
"Usianya 46 tahun, sudah lama melayani masyarakat, tentu sudah berpengalaman, ibarat umur manusia, udah sangat dewasa," ucapnya.
TIF mengatakan, RSUDZA memiliki berbagai fasilitas pelayanan seperti rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, radiologi, laboratorium, dan rehabilitasi medis.
"Saya pernah bawa keluarga berobat, fasilitas dan layanan mediknya udah mantap," katanya.
Kita tahu bersama, RSUDZA juga berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan (RSP) untuk calon dokter, dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya tentu sudah melewati akreditasi dan penilaian.
"Ketika ditetapkan sebagai RSP, pasti RSUDZA sudah melewati berbagai penilaian, tidak mungkin status itu diberikan secara serampangan," katanya.
Oleh karenanya, Pak TIF mengatakan, seyogianya bupati, wali kota dan dalam hal ini adalah gubernur, harus berobat di Aceh, dalam rangka meyakinkan masyarakat Aceh, bahwa pelayanan RSUDZA berkualitas, sehingga akan menjadi contoh bagi orang Aceh agar tidak berobat ke negeri jiran.
"Kalau pimpinan daerah berobat di Aceh, maka rakyatnya akan yakin dengan rs yang ada di Aceh, seperti RSUDZA," ungkapnya.
Fenomena rakyat Aceh berduyun-duyun berobat ke negara tetangga merupakan fakta yang tak terbantahkan, walaupun alasannya beragam.
Menurut TIF, bisa jadi karena fasilitas kesehatan yang unggul dan biaya yang terjangkau serta pelayanan yang ramah dan profesional.
"Akhirnya, alasan orang Aceh berobat ke Malaysia, karena mutu pelayanan lebih baik dibandingkan di Aceh menjadi berbanding lurus dengan alasan pak gub," tambahnya.
TIF mengatakan, pendapatnya ini tidak ada hubungan dengan situasi politik di Aceh, apalagi politik warung kopi dimana dia berada, saat memberikan pendapat.
"Jangan dikaitkan dengan politik apalagi politik warga di warkop, saya pure berpendapat," ujarnya.
Menutup pembicaraan, TIF mendoakan Muzakir Manaf diberikan kesembuhan dan kesehatan sehingga dapat memimpin Aceh sampai tahun 2030.
"Semoga Mualem segera pulih dan kembali ke Aceh, aamiin," pungkasnya menutup pembicaraan. (p10).