![]() |
Foto: Dok. Keluarga Dr. Erryl Prima Putra Agoes. |
Palembang, IMC– Dari gedung megah Kejaksaan Agung hingga ruang akademik kampus, langkah Dr. H. Erryl Prima Putra Agoes, S.H., M.H. tak pernah lepas dari semangat pengabdian. Setelah menorehkan karier panjang sebagai Direktur Hukum dan HAM di Jampidsus Kejagung dan Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku Utara, pria kelahiran Palembang ini kembali ke tanah kelahirannya untuk misi baru: membangun kembali kejayaan pendidikan tinggi Sumatra Selatan.
Erryl kini tercatat sebagai salah satu dari enam kandidat calon Rektor Universitas Syakiakirti Palembang. Ia akan memaparkan visi dan program unggulannya di hadapan tim seleksi pada Senin, 5 Mei 2025, bertempat di Venue Teratai, Kebun Gede Village, Palembang.
“Palembang yang dulu pernah jaya sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya, juga menyimpan sejarah panjang dalam pendidikan tinggi. Nama besar itu harus kita hidupkan kembali—bersama almamater dan masyarakat,” ujar Erryl, alumnus Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, saat dihubungi melalui jaringan internet, Minggu (4/5/2025)
Dalam proses seleksi yang diumumkan sejak akhir April lalu, keenam kandidat yang terdiri dari tiga tokoh internal dan tiga dari luar kampus, telah dinyatakan lolos tahap administrasi. Erryl menjadi salah satu kandidat eksternal yang disebut-sebut membawa latar belakang unik: gabungan antara akademisi, birokrat, dan penegak hukum senior.
Berikut daftar lengkap para kandidat calon rektor Universitas Syakiakirti:
Dr. Ir. Nur Ahmadi, M.S. (Pj Rektor Universitas Syakiakirti)
Dr. H. Erryl Prima Putra Agoes, S.H., M.H.
Dr. Ir. Mahdi Hendrich, S.E., M.Si.
Dr. Enny Agustina, S.E., S.H., MHm., M.Kes.
Dr. Drs. Hermansyah, M.Si.
Dr. Dra. Andinasari, M.M., M.Pd.
Meski berkiprah lama di ranah hukum, Erryl bukan nama asing di dunia pendidikan. Ia tercatat sebagai dosen luar biasa di Universitas Khairun, Ternate, dengan jabatan fungsional Lektor, dan telah mendapatkan izin resmi untuk mengikuti proses seleksi rektor ini.
Bagi Erryl, keikutsertaannya dalam pemilihan rektor bukan sekadar kompetisi jabatan, melainkan bentuk konkret pengabdian untuk tanah kelahirannya. Ia menyinggung kembali jejak sejarah Universitas Syakiakirti yang sempat melebur ke dalam Universitas Sriwijaya sebelum kembali berdiri secara mandiri.
“Universitas Syakiakirti pernah menjadi pionir. Sekarang, saatnya ia bangkit kembali—dengan kualitas akademik dan tata kelola yang andal,” tegasnya.
Dengan latar belakang hukum, pengalaman birokrasi nasional, dan kecintaannya terhadap pendidikan, Erryl membawa harapan untuk menjembatani dunia akademik dan praktik. Jika terpilih, ia bertekad membangun Universitas Syakiakirti sebagai kampus modern berbasis nilai-nilai lokal, nasional, dan internasional.(Muzer)