Mendukung UMKM Lokal: Pelajaran Berharga Dari Usaha "Tape Madu Sari" di Desa Curug



Cilacap | IMC - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, terutama di pedesaan. Salah satu UMKM yang inspiratif adalah usaha tape singkong "Tape Madu Sari" yang dikelola oleh Ibu Kusniah di Desa Curug sejak tahun 2015. Dengan mempertahankan proses tradisional dan menjaga kualitas produk, usaha ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga upaya melestarikan warisan budaya lokal.  

**Keunikan dan Kualitas Produk Lokal** 

Tape singkong "Tape Madu Sari" dibuat dengan proses fermentasi selama dua malam, menggunakan daun pisang sebagai pembungkus. Penggunaan daun pisang tidak hanya menjaga keunikan tradisional, tetapi juga berfungsi untuk mempercantik kemasan dan menjaga cita rasa. Dibandingkan dengan kemasan plastik, pembungkus daun pisang memberikan kesan alami dan ramah lingkungan. Selain tape singkong, usaha ini juga memproduksi tape ketan berdasarkan pesanan khusus, menunjukkan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.  

**Ketekunan di Tengah Tantangan**

Setiap hari, Ibu Kusniah mampu menjual hingga 40 kg tape singkong, dengan keuntungan bersih sekitar Rp100.000 per hari. Namun, usaha ini tidak lepas dari tantangan. Proses pembuatan tape membutuhkan kebersihan dan sterilisasi yang sangat ketat, karena sedikit kontaminasi dapat menggagalkan fermentasi. Selain itu, keterbatasan tenaga kerja membuat pemasaran produk masih terbatas pada wilayah sekitar desa dan Wangon.  

**Peluang Pengembangan UMKM** 

Meskipun telah berjalan selama hampir satu dekade, "Tape Madu Sari" memiliki peluang besar untuk berkembang lebih jauh. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Penjualan melalui platform online seperti WhatsApp dan Facebook dapat membantu memperluas jangkauan pasar, sehingga produk tidak hanya dikenal di desa, tetapi juga ke wilayah yang lebih luas. Selain itu, kemasan modern yang tetap mempertahankan unsur tradisional dapat menambah daya tarik produk di pasar yang lebih kompetitif.



  

**Peran Masyarakat dan Mahasiswa** 

Kehadiran mahasiswa KKN Universitas Peradaban dalam mengunjungi UMKM ini adalah langkah positif yang menunjukkan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pelaku usaha lokal. Mahasiswa dapat membantu memberikan edukasi tentang pemasaran digital, manajemen usaha, atau bahkan inovasi produk. Sementara itu, masyarakat sekitar juga dapat mendukung usaha ini dengan menjadi konsumen setia atau membantu mempromosikan produk melalui media sosial.  

**Dukungan untuk UMKM sebagai Pilar Ekonomi Desa**  

Kisah "Tape Madu Sari" adalah bukti bahwa UMKM lokal memiliki peran besar dalam menggerakkan perekonomian desa. Namun, keberlanjutan usaha ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah dan institusi terkait dapat memberikan pelatihan, pendampingan, atau bahkan bantuan modal untuk membantu UMKM berkembang.  

Dengan kerja sama yang baik antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah, UMKM seperti "Tape Madu Sari" tidak hanya akan bertahan, tetapi juga menjadi contoh sukses dalam mengelola usaha tradisional di era modern. Produk lokal seperti ini bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga simbol identitas budaya yang patut kita banggakan.(S) 



Sumber : KKN Universitas Peradaban Bumiayu

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال