Jaga Kesehatan Mental Mahasiswa, IPB University Berikan Pelatihan Program Mental Health Tahun 2022


Bogor, IMC - IPB University melalui Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier (Ditmawa PK) memberikan pelatihan mental health untuk mengatasi masalah kesehatan mental mahasiswa, (27/6). Bertemakan “How to Deal with Mental Health Problems”, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian IPB University terhadap perubahan akibat pandemi yang menyebabkan mahasiswa berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental.


Pentingnya pelatihan Program Kesehatan Mental disampaikan oleh Dr Yusalina, Asisten Direktur Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa, Ditmawa PK IPB University. “Tujuan diadakannya pelatihan ini untuk mendorong fakultas/sekolah dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di lingkungan IPB University untuk membuat program pendampingan kesehatan mental mahasiswa. Program yang hendaknya dilaksanakan secara preventif dan juga kuratif,” tuturnya.

Ia mengungkap, berdasarkan hasil survei Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB University tahun 2020, pandemi menyebabkan 45,5 persen mahasiswa mengalami jenuh, 56,2 persen mengalami lelah dan tidak ingin melakukan apapun, dan 55,2 persen kehilangan minat belajar.  “Pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas Fakultas/Sekolah dan BEM di lingkungan IPB University untuk membangun kreativitas dalam membuat program pendampingan agar proses pembelajaran dan pencapaian prestasi tetap terjaga,” ujar Dr Yusalina.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan secara daring tersebut, Subdit Kesejahteraan Mahasiswa juga turut mengundang Dr Melly Latifah sebagai Ketua Tim Bimbingan Konseling IPB University dan Nurul Kusuma Hidayati, MPsi dari Universitas Gadjah Mada.
 
Dr Melly Latifah dalam kesempatan itu menjelaskan tentang prinsip-prinsip konseling dalam layanan mental health. Ia mengatakan, tugas pokok konselor harus dapat menjadi pendengar yang baik bagi konseli dan membantu menemukan masalah sedini mungkin beserta resiko psikologisnya. Selain itu tugas konselor adalah memberi informasi atau pengetahuan terkait masalah yang dialami konseli.

“Konselor dapat membantu menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan dan merujuk konseli kepada ahlinya jika masalah yang dialami di luar kemampuan konselor. Konselor harus lebih banyak mendengarkan aktif dan bertanya untuk menggali informasi,” terang dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University ini.

Pada kesempatan tersebut, Nurul Kusuma Hidayati menyampaikan materi tentang Kesehatan Mental pada Mahasiswa. Mahasiswa bisa tetap terkena gangguan mental/jiwa meskipun terlihat sehat. Selain itu, masalah kesehatan mental adalah hal yang harus dianggap serius dan harus ditangani agar tidak terjadi masalah yang lebih berbahaya.

“Untuk mahasiswa yang sampai melakukan self-harm, tolong dia langsung diajak untuk ditangani. Jika tidak mau, mohon untuk dipersuasi agar mau berobat,” tuturnya.
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental lebih dini, Nurul juga menambahkan bahwa hal itu bisa diatasi dengan melakukan screening. “Mahasiswa baru bisa diberikan tes untuk screening terkait kendala mental yang mereka hadapi,” tambahnya.

Program pelatihan mental health dihadiri oleh seluruh perwakilan fakultas/sekolah yang terdiri dari wakil dekan bidang akademik dan kemahasiswaan, satuan tugas (satgas) mental health fakultas/sekolah, perwakilan komisi disiplin, komisi pendidikan, komisi kemahasiswaan, Kementerian Kesejahteraan Mahasiswa (Kesmah) BEM KM dan BEM Fakultas/Sekolah, konselor sebaya, dan Tim Tanggap Darurat IPB University. (*/Rz)


Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال