Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University Diskusi Perkembangan Lumpy Skin Disease dan Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia

 


Bogor, IMC - Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University selenggarakan Webinar Series V bertajuk ”Perkembangan Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia”, 16/6. Kegiatan ini merupakan kolaborasi SKHB IPB University dengan PT Intervet Indonesia (MSD Animal Health) dan digelar secara hybrid di Ruang Klinik SKHB dan virtual zoom.


Webinar dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan SKHB IPB University, serta Direktur dan perwakilan PT Intervet Indonesia. Webinar dimoderatori oleh Dr drh Okti Nadia Poetri, Dosen SKHB IPB University.



Dalam kesempatan itu, Dr Griff Dalgleish menjelaskan tentang LSD dan PMK. LSD merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Virus ini umumnya menyerang pada hewan sapi dan kerbau. Sementara PMK merupakan penyakit hewan menular yang menyerang ternak berkuku genap (belah), di antaranya sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, dan unta.


”Penyakit LSD ini menyebabkan hewan mengalami penurunan berat badan karena hewan tidak nafsu makan, kehilangan produksi susu, kerusakan pada kulit, dan pembengkakan pada kelenjar pertahanan,” jelas Griff kepada ratusan peserta yang hadir.


Penularan penyakit LSD, lanjut dia, dapat melalui beberapa jalur penularan. Antara lain ditularkan oleh serangga penghisap darah seperti nyamuk dan lalat, kontak langsung antara hewan sakit dan hewan yang sehat, atau pakan dan air minum yang tercemar ludah hewan yang terinfeksi.



Terkait LSD, drh Ni Made Ria, PhD selaku Kepala Sub Pengawasan Obat Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan, jenis vaksin yang paling efektif untuk LSD adalah vaksin aktif/live attenuated strain homolog berdasarkan rekomendasi Komisi Obat Hewan dan Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Nasional.


”Obat hewan suportif pada penanggulangan LSD dan PMK yaitu vitamin B-complex serta analgetik dan antipiretik untuk meredakan nyeri akibat radang sekaligus dapat mengatasi demam,” terangnya.


Dalam kesempatan itu, Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr drh Nuryani Zainuddin, MSi menjelaskan wabah PMK saat ini sudah mencapai 107 ribu kasus yang tersebar di 18 provinsi di Indonesia.


“Kami berencana mendatangkan 3 juta dosis vaksin PMK dari Perancis yang akan datang secara bertahap. Saat ini telah dilakukan vaksin pertama oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan di Sidoarjo, Jawa Timur sebagai pusat wabah,” ungkap Nuryani.


Pihaknya juga akan melakukan kegiatan training of trainers (ToT) untuk vaksinator yang berada di beberapa provinsi kabupaten/kota. Vaksinasi massal secara nasional, sebut Nuryani, merupakan salah satu tindakan dan upaya serius pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengendalian PMK melalui pengebalan hewan yang rentan.


”Saat ini cakupan vaksinasi LSD pun masih rendah, hanya sekitar 34 persen dari target vaksinasi 70 persen yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Pemerintah pusat dan daerah terus mengupayakan agar kegiatan vaksinasi terus berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan,” ungkap Nuryani. (ns/Rz)


Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال