Bogor, IMC - IPB University mendorong pemerintah untuk melakukan Public Private Partnership untuk atasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Rekomendasi ini bertujuan agar keterlibatan stakeholder, khususnya pihak industri, dapat bersama-sama menanggulangi PMK.
Selain memberikan rekomendasi, IPB University juga siap membantu dan mendampingi pemerintah dalam mengintensifkan upaya pencegahan (preventif) pada ternak sehat dan pengobatan (kuratif) pada ternak terkena PMK.
“Beberapa upaya preventif yang perlu dilakukan adalah penerapan biosekuriti, peningkatan imunitas ternak, percepatan dalam pengadaan dan produksi vaksin PMK di Indonesia, pengawasan yang lebih ketat pada jalur masuk hewan (hidup) dan produk hewan dari luar negeri (impor),” ujar Prof Drh Deni Noviana, Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University.
Ia menjelaskan, tindakan pengobatan (kuratif) adalah memastikan ketersediaan dan kestabilan harga obat-obatan, vitamin, desinfektan dan antiseptik. Upaya lainnya adalah memobilisasi sumberdaya manusia di bidang kesehatan hewan dan peternakan dari berbagai institusi, organisasi atau asosiasi profesi untuk mendukung penanggulangan PMK.
“Upaya pendampingan dan pengendalian wabah PMK juga telah dilakukan IPB University. Salah satunya di Provinsi Bangka Belitung. IPB University juga telah melakukan pelibatan mahasiswa koasisten dalam penanganan medis sebagai wahana pembelajaran koasisten di Kabupaten Salatiga, Kabupaten Subang dan Kabupaten Kuningan,” jelasnya.
Upaya lainnya, lanjutnya, adalah IPB University telah mengkonsolidasikan komunitas peternak rakyat melalui program Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di 10 kabupaten. Dengan begitu, peternak mampu menjaga penyebaran PMK dan meningkatkan kewaspadaannya secara mandiri di wilayahnya masing-masing.
“Pelatihan vaksinasi bagi tenaga medik veteriner juga dilakukan. Hingga saat ini IPB University telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam penanggulangan PMK dalam bentuk webinar dan podcast,” imbuhnya. Menurutnya, dosen SKHB dan Fakultas Peternakan IPB University juga aktif terlibat sebagai narasumber di berbagai forum. Seperti focus group discussion, pelatihan, webinar dan diskusi.
“Mereka juga turut serta dalam penyempurnaan Buku Kewaspadaan Darurat Veteriner (Kiat Vetindo) tentang PMK, penyusunan Surat Edaran Menteri Pertanian, dan penjelasan tentang PMK pada rapat Komisi Fatwa MUI,” imbuhnya.
IPB University juga sedang dan akan terus melaksanakan pendampingan pengendalian wabah, pengobatan dan vaksinasi PMK di Kabupaten Bogor. “Selain itu, kami akan melakukan pemeriksaan hewan kurban di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kota Depok. Kami juga akan melakukan pengiriman dokter hewan dan mahasiswa untuk pencegahan PMK di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Subang, “ jelasnya.
Ditambahkannya, SKHB dengan Tani Center IPB University juga akan melaksanakan pencanangan strategi mitigasi risiko PMK secara dini melalui konsolidasi peternak dan biosecurity berbasis kawasan di lokasi Solidaritas Alumni SPR Indonesia (SASPRI)-Kawasan Ngadiluwih Kabupaten Kediri, Jawa Timur. “Dan terakhir, kami membuat bahan edukasi atau sosialisasi penanggulangan PMK di berbagai media,” tandasnya. (dh/Zul)