Minyak Goreng Naik, Rakyat Menjerit
Oleh: Firdaus : Pengurus Dewan UMKM Indonesia Terpadu (DUIT)
Jakarta, IMC - Pandemi di Indonesia genap sudah berusia dua tahun, dampak dari berlarutnya pandemi ini selain merenggut nyawa juga para pelaku usaha baik kalangan atas maupun bawah seperti bak kena tsunami. Daya beli menurun bahkan banyak para sahabat UMKM hingga berhutang sana sini akhirnya tetap gulung tikar dan pulang kampung, entah apa nasibnya sekarang.
Disaat masyarakat dan sahabat UMKM berteriak terjepit karena ekonomi terhimpit dan lebih menyakitkan ada bahan pokok yang harganya naik, sangat miris sekali, seperti minyak goreng yang sudah berapa lama tidak kunjung turun harganya, bahkan sudah ada dimedia online dan lainnya memberitakan harga sudah turun, namun di mini market maupun pedagang klontongan masih menjual minyak makan dengan harga tinggi, adapun ada harga yang murah itupun terbatas jumlahnya.
Komentar pedagang gorengan dalam masalah ini, minyak goreng naik lama sekali turunnya, ia memaparkan “gimana menjualnya, pernah saya naikan harga gorengannya tetapi sepi, yang laku sedikit, akhirnya tetap saja dengan harga lama tetapi ukurannya dikecilkan sedikit, dengan untung yang tidak seberapa”. Itulah jeritan dari para pedagang kecil! Apakah pemerintah tau hal it??? coba sekali-sekali mereka turun kelapangan, tidak menggunakan aplikasi viral untuk bisa tau jeritan masyarakat kecil.
Pada kesempatan lain kamipun setuju dengan Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PAN yang dikenal dengan sebutan Eko Partrio atau nama lengkapnya Eko Hendro Purnomo yang dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Mendag, Senin (31/1/2022), sempat berdebat dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi terkait hotline keluhan minyak goreng satu harga yang tak bisa dihubungi. Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan menyediakan hotline 24/7 yang dapat diakses oleh seluruh pihak melalui pesan instan Whatsapp 0812 1235 9337 namun sulit dihubungi dan tidak ada jawaban karena memang itu kenyataan yang dialami masyarakat dan pengusaha UMKM saat ini terkait sembako khususnya Minyak Goreng ini.
Mendag pun mengaku bahwa pegawainya bekerja keras untuk menerima aduan dari masyarakat terkait minyak goreng. Lebih lanjut, dia mengungkapkan pihaknya melayani pengaduan selama 24 jam dan beberapa pegawainya sampai ada yang harus tidur di kantor yang menurut kami ini memang benar adanya hanyalah sebuah pencitraan belaka. Namanya Hotline 24 Jam ya harus aktif 24 Jam dan ada operator 24 Jam yang memang dilakukan secara shift tanpa lembur dan tidur dikantor yang disampaikan pak Menteri selaku perwakilan pemerintah.
Kami sangat berharap debat yang terjadi antar perwakilan Rakyat dan Pemerintah ini bisa terus terjadi dengan sehat dengan tujuan tak lain dan tak bukan untuk kemaslahatan Rakyat.