Kajati Malut Dr.Erryl Prima Putra Agoes ( baju putih tengah ) saat menjenguk keluarga Bahria Sabtu di salah satu Hotel di Ternate,sebelum di terbangkan ke Makasar Guna menjalani operasi |
Ternate,IMC- Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku Utara (Kajati Malut ) DR. Erryl Prima Putra Agoes SH.MH, merasa terpanggil dan peduli terhadap derita yang dialami Bahria Sabtu penderita penyakit berbahaya Atresia Ani atau anus imperforata.
Bahria Sabtu, bocah berusia 6 tahun asal Desa Tolonuo, Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara (Halut) divonis penderita Atresia Ani atau penyakit tanpa lubang anus, Kamis (20/08/2020) dijadwalkan diterbangkan ke Makasar Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk menjalani operasi dan perawatan.
"Saya tergerak hati untuk membantu memfasilitasi anak ini ( Bahria Sabtu ), insyaallah besok ( Kamis 20 agustus 2020 ) berangkat ke Makassar untuk menjalani perawatan dan operasi," ujar Kajati Malut Erryl Prima Putra Agoes di konfirmasi melalui washap,Rabu ( 19/8/2020) malam.
Sementara saat ini Bahria Sabtu bersama keluarganya sudah berada di Kota Ternate dan di inapkan di salah satu Hotel,Kajati Malut Erryl Prima Putra Agoes sempat menjenguk nya.
" Mari kita doa kan semoga berhasil dan ini wujud nyata kepedulian Kejati Malut," tutur Kajati Malut.
Dikatakan sebagai bentuk kepedulian Kajati Malut diwujud nyatakan dengan menfasilitasi segala keperluan operasi yang akan dilakukan oleh Bahria Sabtu.
Kajati Malut menghimbau kepada seluruh masyarakat agar memiliki hati nurani, ketika melihat penderitaan yang sedang dialami oleh seseorang. Di utamakan warga Adyaksa wilayah Malut yang berada dibawah kepemimpinannya.
" Bahria Sabtu anak penderita Atresia ani perlu mendapatkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi," kata Erryl.
Sebelumnya Bahria Sabtu telah mendapat surat rujukan dari RSU Tobelo ke RS Akademis Jaury Jusuf Putra Makasar dalam status rujukan penuh ( rawap inap).
Namun kemudian sebelum di terbangkan ke Makasar Bahrain bersama keluarga terlebih dahulu di lakukan pemeriksaaan kesehatan.
"Dengan surat ini dan dinyatakan sehat tidak ditemukan gejala yang mengarah ke Covid-19,” tulis surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan Puskesmas Tobelo.
Dengan didampingi orangtuanya ,Ayah Hamatu Sabtu dan ibunya,Raini Hamasi serta Masita Sabtu.
Dijadwalkan Bahria bersama keluarganya diterbangkan ke Makassar dengan menumpang pesawat Lion Air pada Kamis 20 Agustus 2020 Pukul 08.30 WIT dan tiba di Ujung Pandang pukul 09.40 WIT.
Komitmen Kajati Malut Dr.Erryl Prima Putra Agoes untuk membiayai seluruh biaya operasional penderita Atresia Ani,Bahria Sabtu Bocah berumur 6 tahun.Lantaran orangtua Bahria Sabtu, Hamatu Sabtu ayah dan Ibunya Rainin yang merupakan latar belakang ekonomi yang kurang mampu dan memperihatikan terlebih di masa pandemi Covid -19.
Dihimpun dari berbagai sumber bahwa Atresia ani atau anus imperforata merupakan kelainan kongenital yang menyebabkan anus tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, penderita tidak dapat mengeluarkan tinja secara normal. Kondisi ini biasanya terjadi akibat gangguan perkembangan saluran cerna janin saat usia kehamilan 5–7 minggu.
Atresia ani merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital. Penyebab terjadinya atresia ani belum diketahui secara pasti. Atresia ani terjadi secara acak dan bisa dialami oleh siapa saja. Namun, ada dugaan yang mengaitkan kondisi dengan kelainan genetik.( Muzer )
Tags
Kejati