Brebes,IMC – Pengendara sepeda motor masuk ke jurang di Pegunungan Lio, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kembali terjadi. Kali ini kecelakaan tunggal ini terjadi tepatnya di tanjakan/turunan muncang, Desa Sindangheula, Kecamatan Banjarharjo, yang menewaskan sepasang suami istri. Selasa (17/12/19)
Diketahui korban bernama Septia Bestari (24), mahasiswi asal Desa/Kecamatan Salem RT/RW. 02, Kabupaten Brebes, dan Dwi Mulyo Aji (27), wiraswasta asal Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Dijelaskan Serma Wartono, anggota Intel Kodim 0713 Brebes wilayah Salem, bahwa kecelakaan terjadi sekitar hari Minggu (15/12) kurang lebih pukul 13.00 WIB, diduga akibat gagal fungsi pengereman atau rem blong saat menuruni tanjakan/turunan Panginuman Gunung Lio wilayah Kecamatan Banjarharjo.
“Saat kecelakaan terjadi kondisi jalan diperkirakan sedang sepi sehingga tidak ada yang melihat kejadian,” ucapnya.
Dijelaskannya lanjut, pencarian korban dilakukan setelah mendapatkan laporan dari pihak keluarga suami (Dwi Mulyo Aji) karena keduanya belum sampai juga ke Slawi hingga hari Senin (16/12) pada pukul 17.30 WIB.
“Kedua korban sebelumnya berangkat dari Desa Salem menuju ke rumah di Kecamatan Slawi sekitar pukul 12.00 WIB (15/12). Piket Koramil 13 Salem mendapatkan laporan via telepon dari keluarga korban di Slawi sekitar pukul 18.00 WIB,” imbuhnya.
Selanjutnya 15 menit kemudian, aparat TNI, Polsek, Banser, relawan Bangbara serta masyarakat, melakukan pencarian di sepanjang jalan Provinsi Banjarharjo-Salem di kawasan Gunung Lio. Akhirnya pada pukul 20.00 WIB, kedua korban berhasil ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia di turunan/tanjakan muncang.
Jenazah yang sudah 1,5 hari 1 malam, ditemukan di jurang dengan sudut kemiringan 45 derajat di kedalaman 5 meter, selanjutnya dievakuasi menggunakan dua mobil ambulan milik Puskesmas Bentar dan Salem ke Puskesmas Bandungsari, Banjarharjo, untuk dilakukan visum. Selain itu relawan gabungan juga mengevakuasi sepeda motor berjenis Honda Vario dengan Nopol G 5482 EO, yang mengalami kerusakan berat dan ditemukan pada kedalaman 10 meter.
“Dari pantauan kami di lokasi kejadian, Almarhum dan Almarhumah terbentur pohon mahoni saat motornya keluar dari jalan,” tandasnya.
Saat ini kedua jenazah sudah diambil pihak keluarga perempuan di Desa Salem, dan rencananya akan dimakamkan siang ini juga sambil menunggu keluarga dari Slawi datang.
Untuk diketahui, Almarhumah Septia Bestari dan Almarhum Dwi Mulyo Aji, menambah jumlah korban kecelakaan yang sebelumnya terjadi di kawasan Gunung Lio yang mayoritas 99 % terjadi di turunan/tanjakan Muncang dan Simpur wilayah Banjarharjo. Pasalnya, di kedua tempat ini, kampas rem kendaraan matic biasanya sudah tidak mampu bekerja lagi (blong) jika terus dipaksa pengendara untuk mengerem dari puncak Lio.
Sejak tahun 2018 lalu, korban jiwa sudah mencapai 11 orang, sehingga kedua korban kali ini menambah jumlah menjadi 13 orang.
Kecelakaan kali ini tepat berada di samping pemasangan tanggul darurat pengaman jalan yang telah dipasang oleh TNI bersama para relawan gabungan dan masyarakat Desa Sindangheula, Banjarharjo, dan sekitarnya (21/11), untuk meminimalisir korban susulan.
Dengan swadaya masyarakat, mereka juga telah melakukan pemasangan tanda peringatan lalu-lintas pada 8 titik yang dianggap rawan kecelakaan di sepanjang jalan provinsi tersebut.
“Korban masuk ke jurang tepat berada di jarak 5 meter dari tanggul darurat yang sebelumnya telah dipasang sepanjang 200 meter di empat titik yang berbeda di tikungan turunan/tanjakan Simpur sepanjang 100 meter dan Panginuman 100 meter,” pungkas Wartono.
Atas kejadian ini, masyarakat berharap agar dinas terkait yang sebelumnya dinilai tidak merespon keluhan mereka tentang realisasi pemasangan guardrail dan lampu penerangan jalan. Pun dengan pemasangan rambu-rambu lalu-lintas yang sangat penting bagi para pengendara jalan luar daerah yang kurang mengetahui kondisi turunan Gunung Lio yang terkenal ekstrim. (Aan)