Buka Workshop Websaite Dan Pengelola Medsos,Jam Intel :Social Media Ini Main-Main, Tapi Hasilnya Bukan Main

Jakarta,IMC-Semua jenis Sosial Media ( Sosmed )  gratis,facebook,twiters,youtub,instagram dan lainnya,modalnya adalah hanya internet,satu untuk semua,dan itu harus aktif  untuk meraih simpati public,melalui satu kegiatan.
Hal itu di ungkap oleh Jaksa Agung Muda Inetelijen ( Jam-Intel ) Dr.Jan S Maringka dalam acara pembukaan Workshop Websaite Dan Pengelolaan Media Sosial yang berlangsung di Badan Diklat Kejaksaan RI,Ragunan,Jakarta,Kamis ( 28/3/19 ) pembukaan Workshop ditandai dengan pemukulan gong oleh Jam-Intel Kejagung Jan Maringka,Kaban Diklat Kejaksaan Setia Untung Arimuladi  dan Kapuspenkum Dr.Mukri.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu di selenggarakan oleh Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung ( Puspenkum Kejagung ) di ikuti para Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati seindonesia,pejabat Kejagung,Jaksa fungsional dan para pegawai dari berbgain bidang.
Jam Intel ,Jan Maringka mengatakan,untuk melakukan suatu kegiatan baik yang berskala kecilpun jika di publikasikan maka gaungnya akan besar.
“Katakanlah kita mau melakukan suatu kegiatan yang banyak kita lakukan ,tetapi tidak pernah di publikasikan maka itu akan tidak bermanfaat.Jadi kalo kita mau melakukan kegiatan sekecil apapun tetapi kalo dipublikasikan ke sekian ribu orang sekian juta orang maka gaungnya akan berbeda,nah ini adalah cara berfikir yang kita lakukan harus kita rubah,kanapa kita perlu menggunakan dengan social media,” ujar Jan Maringka.
Dia tegaskan,memimpin dengan hati,juga harus sepenuh hati,dan ini merupakan bagaimana melaksanakan  optimalisasi tugas dalam kontek memulihkan public truss.
“Jadi kalo meraih simpati public kita harus bekerja dengan cara-cara memberikan informasi memberikan publikasi ,apalagi Kejaksaan adalah bagian dari penegakan hokum,” ujarnya.
Jan Maringka menegaskan, bahwa penegakan hokum itu berbeda dengan industri“Penegakan hokum ini berbeda dengan industri,kalo industrinya berhasil,produksinya meningkat,tetapi penegakan hokum justru sebaliknya,bagaimana kita mampu menurunkan tingkat kejahatan dan meningkatkan kesadaran hokum masyarakat,”tandasnya.
Selain itu,Pencetus program Jaksa Menyapa mencontohkan,program Jaksa Menyapa yang bekerjasama dengan RRI itu modalnya hanya suara.
“Social Media ini main-main, tapi hasilnya bukan main,” ujar mantan Kajati Sulsel sembari mengatakan  yang paling penting adalah bentuk dialog interaktif yang dilakukan oleh Kejaksaan untuk meningkatkan kesadaran hokum masyarakat.
Sementara Kapuspenkum Mukri dalam laporannya mengatakan,maksud dan tujuan workshop ini adalah untuk meningkatkan kemapuan dan pengetahuan para Humas Kejaksaan RI yang lebih professional dan handal serta melek dengan kemajuan tekhnologi informasi dan kominukasi ,baik kemampuan berkomunikasi dengan media dan masyarakat, diskusi, semionar, public dan sebagainya termasuk penulisan berita atau siaran pers dan caption yang menarik dan efektif di medsos.
“Sehingga setiap kegiatan kinerja yang mempunyai nilai berita dan niali positif dapat dipublikasikan dengan baik dan cepat kepada masyarakat sehingga institusi Kejaksaan meraih kepercayaan masyarakat atau public truus,” ujar Mukri.
Mukri tegaskan,Tema workshop adalah,Optimalisasi Publikasi Menuju Humas Kejaksaan menjadi EMAS ( Efektif Modern Akuntabel dan Solid )
Selain itu,dalam kesempatan ini  Mukri juga menyampaikan beberapa laporannya terkait dengan  hasil monitoring masing-masing Kejati tentang aktif tidaknya  publikasi websaite,medsos perjanuari 2018 sampai maret 2019,dan hasilnya diketahui ada sejumlah Kejati yang aktif,kurang aktif,sedang dan tidak aktif. ( Muzer )

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال