Brebes | Jateng, IMC - Stunting adalah permasalahan bersama di desa dan diperlukan pemecahan bersama juga dari seluruh pihak, jadi bukan hanya dinas yang berkompeten saja. Termasuk Babinsa juga dituntut, pasalnya tugasnya adalah membantu pemerintah dalam mengatasi problematika pembangunan multi sektor.
Di wilayah Kabupaten Brebes, di kampung KB Desa Cigadung Kecamatan Banjarharjo, juga sedang digalakkan program pencegahan stunting melalui kelompok BKB (Bina Keluarga Balita). DP3KB Brebes menggandeng Babinsa Koramil 14 Banjarharjo Kodim 0713 Brebes, Serka Suyitno dan Mahasiswi Udinus Semarang guna menggelar Sosialisasi Pencegahan Stunting kepada puluhan Kader BKB dan Posyandu desa tersebut. Minggu siang (9/12/2018).
Dijelaskan pemateri, Helmi ST dari DP3KB Brebes bahwa, stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya berdasarkan standar WHO. Penyebabnya adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal kelahiran sampai anak berusia 2 tahun.
“Gejala stunting biasanya akan tampak setelah anak berusia 2 tahun. Tanda-tanda menurut Kemenkes RI adalah, pertumbuhan badan dan gigi Balita yang melambat, performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajar, pubertas terlambat pada anak usia 8-10 tahun dengan menjadi lebih pendiam serta tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang disekitarnya,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan tentang faktor yang mempengaruhi anak stunting meliputi faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dan Balita, karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil dan setelah melahirkan. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan dan kehamilan serta postnatal (pasca melahirkan), kurangnya mendapatkan air bersih dan sanitasi sehat. Sementara dampaknya adalah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan, sedangkan dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak sehingga mempengaruhi kecerdasan serta gangguan metabolisme tubuh. Untuk dampak jangka panjangnya adalah dapat menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah.
Dengan transfer ilmu ini, diharapkan para peserta kegiatan akan menjadi kader bagi keluarga maupun lingkungannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM dan IPM Kabupaten Brebes umumnya dan Banjarharjo khususnya. (pendim0713brebes/Aan)