Jakarta, IMC - Program Indonesia Lawyer Club (ILC) tvOne kembali
menghadirkan topik hangat yang berkembang di tengah masyarakat saat ini.
Presiden ILC, Karni Ilyas, dalam akun
Twitternya mengunggah status bahwa topik diskusi yang akan digelar pada Selasa
malam, 4 Desember 2018, terkait menakar elektabilitas calon presiden 2019
setelah digelarnya reuni alumni 212 di Monas, Jakarta Pusat.
"Dear Pencinta ILC; diskusi kita
Selasa pukul 20.00 malam ini berjudul, "Pasca Reuni 212: Menakar
Elektabilitas Capres 2019". Selamat menyaksikan.#Pasca Reuni 212,"
tulis Karni Ilyas dalam akun Twitternya.
Tema yang diusung dalam diskusi sore
ini mendapatkan tanggapan beragam dari para warganet tersebut.
"Tolong undang @davidfong_
, dia salah satu non muslim yg hadir di 212 kemarin. Yang setuju sama
saya retweet sampai dibaca Pak @karniilyas @ILCtv1," tulis akun
Twitter @RobySteven7.
"Mengenai tema mlm ini
khususnya 212, ILC hrs memberikan penjelasan bkn hnya dr para narasumber,
tp secara VISUALISASI untuk bukti kongkrit, agar rakyat tau tujuan dr REUNI 212
apakah murni agama, ataukah POLITIK yg di bungkus AGAMA...!!!," tulis akun
Twitter @Hendro90742236.
Roky gerung jgn lupa tuk
karni," tulis akun Twitter @edirm5.
Dalam kegiatan itu, Imam Besar Front
Pembela Islam, Habib Rizieq Syihab menyerukan, dalam pesta demokrasi 2019
mendatang jangan memilih partai yang mendukung penista agama.
“Kami nyatakan tanpa sedikitpun
kerugian bahwasanya di Pilpres 2019 haram kita pilih capres, caleg dari partai
pendukung penista agama, partai yang justru anti-NKRI, dan
anti-kebhinekaan," kata Habib Rizieq.
Sementara itu, Ketua DPP Partai
Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding, menilai kegiatan Reuni 212 yang
berlangsung Minggu, 2 Desember 2018, tak bisa ditampik menguntungkan pasangan
calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Ia melihat, gerakan itu bukan lagi
berbasis semangat keagamaan, tapi sudah ditunggangi pihak-pihak tertentu untuk
kepentingan pemilihan.
"Seperti yang saya duga sejak
awal bahwa acara ini tidak lain dan tidak bukan adalah kampanye terselubung
yang dilakukan oleh Pak Prabowo," kata Karding. (lis/Viva)