Poster dan Baliho Raja Jokowi, H. Deani T. Sudjana : Ini Sangat Berlebihan, Jokowi Bukan Keturunan Raja


Jakarta, IMC - Maraknya poster Raja Jokowi di Jawa Tengah beberapa hari lalu menyimpan tanda tanya dan menarik perhatian publik.
Hal ini karena temuan poster Jokowi bermahkota Raja justru disweeping oleh kader PDIP itu sendiri.

Terungkap bahwa poster dan baliho tersebut justru dipasang oleh relawan pendukung Jokowi.

Hal ini setelah relawan Projo dan Pengurus PDIP Kecamatan Bumi Ayu, Kabupaten Brebes Jawa Tengah berhasil menemukan gudang penyimpanan poster dan baliho Raja Jokowi untuk wilayah Banyumas.

Hal ini membuat Wakil Ketua Umum Rumah Pejuang Indonesia, H. Deani T. Sudjana, MH ikut berkomentar.

Saat dihubungi wartawan IMC, Deani mengatakan bahwa Poster dan Baliho bergambar Raja Jokowi merupakan kegagalan PDIP dalam menjalankan rencana dan misinya.

"Pengurus PDIP Jateng, marah keras karena gagal dalam misinya, seakan ada pihak lain yang melakukannya, ujung- ujungnya fitnah," kata Deani, Jumat (16/11).

Lebih lanjut Deani justru mempertanyakan darimana sumber dana untuk pembuatan ratusan ribu poster dan baliho tersebut.


"Ratusan ribu poster jelas besar anggaran darimana sumbernya sudah tentu petahanalah yang banyak modalnya," cetus Waketum RPI.

Menurutnya, aksi pemasangan dan pelepasan poster dan baliho Raja Jokowi merupakan sebuah settingan yang terlalu berlebihan.
Deani menilai kostum yang dipakai Jokowi di dalam poster dan baliho tersebut tidak pas, karena Jokowi bukan raja sedangkan kostum tersebut merupakan pakaian kebesaran raja.

"Yang menarik ini bentuk fiksi yang sengaja diciptakan dan dipandang berlebihan kadar kualitasnya hanyalah fiksi tidak menarik, bahkan menuai protes keras dari masyarakat, karena yang dipakai oleh dalam poster tersebut pakaian kebesaran Raja, karena Jokowi bukan keturunan Raja," beber Deani melalui pesan WhatsApp messenger.

Deani menilai bahwa ini merupakan sebuah fiksi yang hanya meniru namun tidak jelas arahnya.

"Hal ini merupakan konflik di klimaks yang amat esensial dalam pengembangan sebuah plot pengenalan yang ditentukan oleh partai pendukungnya yang konon memojokan pihak lain.

Tentu ini kamoflase fiksi dibuat guna memfitnah pihak lain. Kejadian terkait fiksi ini namun belum diketahui apa sebenarnya apa yang terkandung dalam motifnya, apa action (aksi tindakan) atau event (peristiwa) yang dilakukan sesuai dengan perintah. Tindakan tersebut action and event hanya menjebak mereka pada kesulitan dan kecemasan.

Fiksi dibuat-buat dibanding Fiksi kreativitas Anak Bangsa, seperti #2019 GANTI PRESIDEN, merupakan kebenaran fiksi sesuai fakta dan keyakinan sehingga dikategorikan karya inajinatif, kreatif dan estesis, kendati ditentang oleh kubu sebelah dan sejumlah pendukungnya yang gagal paham tidak memahami tentang fiksi (How to Analyze Fiktion )," urai Deani.

Sebagaimana diketahui temuan gudang poster dan baliho raja Jokowi, Koordinator Kaukus Anak Muda Indonesia, Ade Irmanus Sholeh, warga Desa Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, adalah yang orang bertanggungjawab memasang poster raja Jokowi di wilayah Banyumas. Saat dimintai keterangan oleh Pengurus PDIP dan relawan Projo, dia mengaku sebagai pendukung Jokowi.

Peran Ade sebagai koordinator pemasangan baliho dan poster raja Jokowi diungkap oleh Pengurus PDIP Kecamatan Bumiayu dan relawan Projo setempat. Ade mengaku dirinya memasang poster itu karena mendukung Jokowi dua periode. Kepada pengurus PDIP, Ade menceritakan semua yang terkait dengan peredaran poster tersebut.


"Yang memasang itu anggota KAMI (Kaukus Anak Muda Indonesia) yang sudah deklarasi dukung Jokowi dua periode," tutur Ade kepada Detikom, Jumat (17/11/2018) siang. (red)



Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال