Depok - Jawa Barat, IMC - Pasca teror penembakan di rumah
kediaman Mayor Jenderal TNI (Purn) Tatang Zaenudin pada 30 Januari lalu, Mayjen
TNI (Purn) Tatang Zaenudin menggelar Konferensi Pers (Minggu, 04/02/2018) di
kediamannya yang terletak di Jl. Bukit Pasir No. 49, Kel. Pasir
Gunung, Kec. Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
“Jika teror ini dilakukan untuk membungkam suara kami yang selalu lantang menolak ketidak-adilan dan istiqomah dalam membela kebenaran, maka 1000 peluru pun tidak akan mampu membungkam kami,” jelas Tatang.
Tatang
menjelaskan, pelaku teror bermaksud
untuk mengintimidasi, dan dugaan sementara motif pelaku, adalah sebagai upaya untuk membungkam suaranya, dan suara para pendukung yang menolak ketidakadilan dan istiqomah dalam membela
kebenaran.
"Dugaan
sementara saya seperti itu," ujarnya.
“Jika teror ini dilakukan untuk membungkam suara kami yang selalu lantang menolak ketidak-adilan dan istiqomah dalam membela kebenaran, maka 1000 peluru pun tidak akan mampu membungkam kami,” jelas Tatang.
Bahkan menurutnya, hingga detik ini ia
maupun pihak keluarga sangat yakin tidak memiliki musuh ataupun persoalan dengan
pihak manapun.
“Walaupun banyak orang yang
mengaitkan teror ini dengan perjalanan politik saya dalam bursa bakal calon
Gubernur Jawa Barat, tetapi saya yakinkan bahwa itu tidak benar!” Tegas Tatang.
Motif teror dan siapa dalang dibalik
peristiwa ini, baru akan terungkap jelas jika pelakunya tertangkap. Karena itu
iapun meminta agar pihak Kepolisian segera bertindak agar keadilan hukum dapat
ditegakkan.
Tindakan teror menggunakan senjata
merupakan kejahatan besar yang harus menjadi perhatian aparat penegak hukum. Jika
pelakunya tidak segera tertangkap, maka berbagai tindakan teror dikemudian hari
akan tumbuh, dikarenakan ketidakmampuan aparat dalam melindungi masyarakat.
“Saya Mayor Jenderal TNI Purnawirawan
H. Tatang Zaenudin, ingin menyampaikan kepada kalian yang meneror kami. Bahwa
kalian tidak akan dapat tidur dengan nyenyak, karena aparat penegak hukum akan
menemukan kalian dimanapun kalian berada saat ini!” Demikian statement Tatang, sebagaimana
diumumkan dalam keterangan pers-nya kepada awak media.
Kronologi
Penembakan Rumah Majen TNI (PURN) H. Tatang Zaenudin
Kejadian pada hari Selasa, 30
Januari 2018 pukul 14.45 WIB. Lokasi kejadian Jl. Bukit Pasir No. 49 RT.001 RW.
012, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Depok Jawa Barat.
Kronologi
- Pukul 14. 45 WIB. Nyonya Tatang
sedang duduk di teras depan paviliun samping rumah, tiba-tiba terdengar suara
keras yang membuat nyonya Tatang berlari kedalam rumah memanggil PRT perempuan
dan PRT laki-laki. Kemudian PRT menemukan kaca depan paviliun retak dengan ada
lingkaran kecil yang diduga adalah hantaman proyektil peluru.
- Pukul 14.50 WIB. Nyonya Tatang
langsung menghubungi suami/Pak Tatang yang sedang berada di luar kota dan
anak-anaknya.
- Pukul 16.30 WIB. Setelah keluarga
saling berkoordinasi, maka keluarga menyimpulkan untuk memberitahu Ketua RT dan
keamanan setempat.
- Pukul 17.00 WIB. Babinsa Kelurahan
Pasir Gunung Selatan datang ke lokasi.
- Pukul 17.30 WIB. Polisi Sektor
Cimanggis datang ke rumah.
- Pukul 18.00 WIB. Provost Batalyon
Kavaleri Tank yang dimintai bantuan tuan rumah datang ke lokasi kejadian.
- Pukul 18.30 WIB. Anggota Polres
Depok datang ke lokasi, dan langsung melakukan penyelidikan.
- Pukul 19.00 WIB. Komandan Batalyon
Kavaleri Tank datang ke lokasi kejadian.
- Pukul 20.00 WIB. Kapolres datang
kelokasi kejadian.
- Pukul 23.00 WIB. Seluruh anggota TNI
dan Polri meninggalkan lokasi kejadian.
Informasi sementara yang diperoleh, pada
saat kejadian tidak ada saksi mata yang melihat pelaku melakukan penembakan. Menurut
keterangan yang di peroleh dari pemilik warung, sebelum terjadi penembakan, ada
orang tak dikenal yaitu lelaki berbadan tegap dengan memakai jaket.
Lelaki tersebut belanja di warung,
dan berjalan kaki ke arah rumah (lokasi kejadian), lalu 30 menit kemudian
berjalan kembali ke arah luar (arah jalan raya). Namun orang tersebut bukanlah
warga sekitar.
Hingga saat ini pihak kepolisian
hanya memeriksa lokasi kejadiaan, namun belum mengirimkan tim ahli agar kejelasan
tentang jenis peluru yang ditembakkan segera diketahui.